Sekali lagi author buat FF untuk mengikuti lomba. Jika pernah baca disuatu tempat, it's mine :)
Don't Bash ^^
Title : Destiny
Don't Bash ^^
Title : Destiny
Author
: Young (Y)
Acc
Twitter : @aimyeong
Main
Cast : Yesung & Gyouri
Co
Cast : Kim Kibum, Hyuna, Lee
Sungmin, Han Ha Rim
Guru Kang, Nyonya Han
Genre : Friendship, Romance, Sad
Rating : General
Disclaimer : Cerita ini murni dari otak saya, kesamaan tokoh dan tempat hanyalah ketidaksengajaan belaka. So, don't bash me.
Genre : Friendship, Romance, Sad
Rating : General
Disclaimer : Cerita ini murni dari otak saya, kesamaan tokoh dan tempat hanyalah ketidaksengajaan belaka. So, don't bash me.
Author
POV_
Yesung
seorang siswa di SM SHS (Senior High School). Ini merupakan tahun kedua di SM.
Dia seorang namja yang pintar namun tidak begitu popular, padahal wajahnya juga
lumayan. Yesung selalu berada dibawah bayang-bayang kakaknya, Kibum. Kibum
hanya berbeda satu tahun dengan Yesung. Dia sangat tampan dan sangat popular
dikalangan yeoja, apalagi semenjak dia menjadi leader tim basket sekolah.
Yesung
POV_
“Diumumkan
kepada siswa tingkat 2 yang ingin mendaftar menjadi ketua MPK dimohon segera
mengirimkan CV ke ruang MPK.”
Aish..
pengumuman itu benar2 menganggu konsentrasiku. Kataku dalam hati sambil
mengacak-acak rambut.
“Yesung-ah,
kenapa kau kesal seperti itu?” Tanya Sungmin.
Lee
Sungmin adalah sahabatku sejak tingkat satu. Kebetulan di tingkat dua ini kami
sekelas lagi. Hampir tak ada rahasia di antara kami.
“Ne,
kenapa kau terlihat kacau sekali Yesung-ah?” Ulang Hyuna.
Aku
mengenal Hyuna sejak awal tahun kedua di SM. Dia seorang yeoja yang sangat baik
dan sangat mudah bergaul. Dalam waktu singkat kami bertiga menjadi sahabat.
“Anni,
aku hanya kesal mendengar pengumuman tadi.” Keluhku pada kedua sahabatku.
“Ahh..
kau takut kalah saing dengan si murid baru ne?” goda Hyuna.
“Yak,
mana mungkin aku takut sama si anak manja itu.”
“Mwo??
Jadi Ha Rim ikut mencalonkan diri menjadi ketua MPK?” kata Sungmin kaget.
Terang
saja Han Ha Rim adalah saudaranya, yeoja cantik dari kelas sebelah ialah murid
baru di SM SHS. Aku dengar dari namja di kelasku dia pindahan dari ELF SHS.
Yeoja ini telah merebut peringkat pertama parallel pada kenaikan tingkat
kemarin, peringkat yang semula adalah milikku.
Ha
Rim POV_
“Guru
memanggilku?”
“Ne,
Rim-ah, masuklah.”
“Ada
apa guru?”
“Tunggu sebentar ne. Temanmu belum datang.”
“Tunggu sebentar ne. Temanmu belum datang.”
“Nuguseyo?”
tanyaku pada Guru Kang.
Tok..tok..tok.. Kutengok kearah pintu, mengapa dia disini?
Tanyaku pada diri sendiri.
“Owh,
kau sudah datang Yesung-ah. Duduklah.”
“Kamsahamnida.”
“Saya
akan menjelaskan tujuan saya memanggil kalian. Kalian berdua terpilih sebagai
siswa yang akan mewakili lomba menyanyi tingkat regional.”
Penjelasan
guru Kang membuatku terkejut, kulihat Yesung juga terkejut mendengarnya.
“Tapi
guru..” sela Yesung.
“Tapi
apa Yesung-ah? Saya tahu kalian berdua memiliki suara yang merdu dan khas.
Siapa lagi yang pantas mewakili sekolah kita kalau bukan kalian. Saya mohon
kerjasama kalian. Arraseo?”
“Ne,
arraseo guru.” Jawabku dan yesung bersamaan.
Kami
keluar dari ruang guru Kang bersama-sama. Baru beberapa langkah…
“Yak,
Yesung-ah, mengapa kau dengan mudah setuju?”
“Mwo? Kau sendiri? Mengapa setuju begitu saja. Aku sebenarnya juga malas berduet denganmu. Aish.. menyebalkan sekali.”
“Mwo? Kau sendiri? Mengapa setuju begitu saja. Aku sebenarnya juga malas berduet denganmu. Aish.. menyebalkan sekali.”
“Yak,
kau pikir aku juga mau berduet denganmu?”
“Ne
ne ne, aku melakukan semua ini hanya untuk sekolah. Arra? Sepulang sekolah
kutunggu kau di ruang latihan vocal.” Kata Yesung sambil lalu.
Aku
dan Yesung selalu bertengkar, mungkin dia masih kesal karena aku merebut
peringkat pertama darinya.
“Jin-ah,
bogoshipoyo.” Kataku lirih.
Yesung
POV_
Dirumah
aku mengurung diri dikamar memikirkan
apa yang harus aku lakukan. Berduet dengan orang yang selama ini memusuhiku.
Ahh.. sungguh tak mengasyikkan.
“Yesung-ah,
aku masuk ne.” Aku tatap Hyungku. Dia begitu sempurna, tampan, dan popular.
Sedangkan aku, semua orang mengenalku hanya karena aku adiknya Kibum.
“Waeyo
hyung?”
“Makan
malam sudah siap, kajja kita makan. Appa dan eomma sudah menunggu kita.
“Aku
tidak lapar hyung. Kalian duluan saja.”
“Yak,
kau ini. Apa kau memikirkan soal MPK? Kalau tidak PD tak usah kau nekad
mencalonkan diri. Mundur sajalah. Dasar anak manja.” Kata Kibum sambil berjalan
keluar kamarku.
Kata-katanya
memang benar, aku merasa minder dengan diriku sendiri. Tak ada yang bisa aku
andalkan dari diriku. Apa yang aku lakukan selalu dibanding-bandingkan dengan
Kibum.
“Ne
hyung, kau benar. Akupun ragu akan kemampuanku.”
Author
POV_
Yesung
dan Ha Rim memutuskan untuk kerjasama demi kemenangan SM SHS. Mereka memilih
lagu First Love untuk lomba. Guru Kang melatih mereka berdua hingga menemukan
nada yang cocok. Setelah berlatih selama satu bulan, hari perlombaan pun tiba.
Yesung
POV_
Prokk..
prokk.. prok.. Suara tepuk tangan memenuhi auditorium SM SHS.
“Kita
berhasil.” Kata Ha Rim. Aku hanya tersenyum mendengar perkataan yeoja
disebelahku.
“Ne,
chukkae.” Kataku sambil mengajaknya untuk berjabat tangan. Tanpa kuduga dia
menerima ajakanku. Bahkan terukir senyum manis dibibirnya.
“Anneyong
haseyo.” Sapa seorang yeoja yang menurutku, ehm, sangat manis.
“Anneyong.”
“Aku
tadi melihat penampilan kalian, sungguh indah. Gyouri imnida.”
“Kim
Jon Woon imnida panggil saja Yesung, dan ini temanku Ha Rim. Gomawo.”
“Senang
berkenalan denganmu. Em.. aku duluan ne. Rombonganku sudah mau pulang. Pai
pai.”
Aish..
Gyouri nama yang cantik, secantik pemilikinya. Kataku dalam hati dan tanpa
kusadari terbentuk senyum diwajahku.
“Ehm.”
Suara Ha Rim menyadarkanku. “Fall in love ne.” ledeknya.
“Anniya.”
Sangkalku.
“Yesung-ah,
maukah kau menjadi temanku?”
Mwo?
Apa aku tak salah dengar? Mollayo. Kataku dalam hati.
“Ne.
Bukankah kita memang berteman.” Yak, aku dapat kata-kata mutiara darimana?
“Gomawo,
Yesung-ah.”
Author
POV_
Semakin
hari Yesung dan Ha Rim semakin dekat. Sungmin dan Hyuna terheran-heran dengan
perubahan sifat keduanya, tadinya keduanya seperti anjing dan kucing namun
sekarang menjadi sepasang merpati. Sampai suatu hari, Ha Rim mengajak Yesung
main ke rumahnya.
Yesung
POV_
“Anneyong
ahjumma.” Sapaku pada nyonya Han, eomma Ha Rim.
“Anneyong.
Masuklah nak.”
“Yesung-ah, aku ke atas dulu ne. Aku mau ganti
baju.” Kata Ha Rim.
“Ne.
Jangan lama-lama.” Aku merasa asing, ini pertama kalinya berkunjung kerumah Ha
Rim
“Kau
sudah lama berteman dengan Ha Rim, nak?” Tanya nyonya Han. “Gomawo karena kau
mau menjadi teman Ha Rim.”
Aku
tak tahu maksud perkataan nyonya Han. Aku hanya tersenyum menanggapinya.
“Dulu
Ha Rim anak yang ramah dan periang. Tapi sejak…” kulihat nyonya Han meneteskan
air mata. “Ahjumma, neo gwaenchana?”
“Gwaenchana
Yesung-ah, aku hanya teringat Ha Jin. Saudara kembar Ha Rim. Lima tahun yang
lalu Ha Jin meninggalkan kami semua, dia menyusul ayahnya di surga.”
Deg.. surga? Maksudnya Ha Jin sudah meninggal.
Deg.. surga? Maksudnya Ha Jin sudah meninggal.
“Lima
tahun yang lalu Ha Rim dan Ha Jin kecelakaan cukup parah. Ayahnya meninggal
seketika di tempat kejadian. Ha Jin dan Ha Rim koma beberapa hari, mereka
bertahan. Ha Jin anak yang pendiam dan selalu melindungi Ha Rim. Sedangkan Ha
Rim anak ceria dan sedikit nakal.” Nyonya Han sedikit terkekeh. “Ha Rim sangat
terpukul dan kehilangan Ha Jin saat mengetahui kakaknya tak mampu melalui masa
kritisnya. Sejak saat itu, Ha Rim berubah menjadi anak pendiam dan ketus. Ahh..
ahjumma sangat senang Ha Rim mengajak kamu kesini. Ha Rim tak pernah mengajak
temannya kerumah. Yesung-ah, gomawo.”
“Ne
ahjumma, aku juga senang memiliki teman seperti Ha Rim. Ahjumma, mengapa Ha Rim
ak juga keluar?” tanyaku penasaran.
“Mungkin
dia sedang diperpustakaan, kau masuk saja Yesung-ah. Kajja, ahjumma antar.”
Ha
Rim POV_
“Hai.”
Sapa Yesung. “Emm.” Jawabku malas.
“Waeyo?”
Tanya Yesung polos. “Eomma pasti sudah cerita semua.” Kataku lirih. “Sedikit.”
“Sudah
sampai bagian Ha Jin meninggal? Ne, Ha Jin. Kakakku yang pintar dan disukai
semua orang. Semua orang meyayangkan kepergiannya, seolah-olah mereka berkata
kenapa bukan aku saja yang pergi dan Ha Jin yang selamat.” Kini aku tak mampu
lagi membendung air mataku.
Kurasakan
pelukan Yesung menenangkanku.
“Rim-ah,
anni, tak ada yang berpikiran seperti itu. Itu hanya perasaanmu saja. Uljimma.”
Untuk
beberapa saat aku tak ingin melepaskan pelukan Yesung. Aku merasa damai dan
tenang, sampai akhirnya aku tertidur.
Author
POV_
Selama
satu minggu ada trainee untuk calon pengurus MPK. Di tempat trainee, tanpa
disangka Yesung bertemu kembali dengan Gyouri. Gyouri juga mencalonkan diri
sebagai pengurus MPK.
Gyouri
POV_
Aku
senang dapat bertemu lagi dengannya. Apakah ini takdir? Namja ini membuat
jantungku berdegup lebih kencang jika berada di dekatnya. Aish.. apa aku sudah
jatuh cinta pada namja dingin ini. Tapi aku benar-benar tersihir dengan
pesonanya.
“Yesung-ah.”
Sapaku memberanikan diri duduk disebelahnya melihat pentas seni yang
berlangsung.
“Anneyong
Gyouri-ya.” Kyaa.. suaranya seperti melodi merdu yang menyapa telingaku.
Kami
bercakap-cakap tentang lomba yang lalu. Tiba-tiba…
“Awas.”
Sebuah teriakan terdengar. Kulihat ada sebuah tongkat melayang kearah Yesung.
Refleks aku menghadangnya.. Tuk.. tongkat itu mengenai pelipis kiriku.
Kurasakan ada yang mengalir, merah, darah, gelap.. aku pun jatuh pingsan.
Yesung
POV_
Awas.”
Ha Rim berteriak kencang.
“Gyouri-ya, Gyouri-ya. Yak, Yesung-ah, kenapa kau hanya diam saja. Bantu aku membawa Gyouri ke ruang kesehatan. Palli.”
“Gyouri-ya, Gyouri-ya. Yak, Yesung-ah, kenapa kau hanya diam saja. Bantu aku membawa Gyouri ke ruang kesehatan. Palli.”
Aku
tersadar, kulihat wajah panik Ha Rim. Dan Gyouri, pelipisnya terluka karenaku.
Segera kugendong Gyouri ke ruang kesehatan. Setelah satu jam lebih, akhirnya
Gyouri sadar.
“Gyouri-ya,
neo gwaenchana?”
“Ergghhh.”
“Bagian
mana yang sakit? Aku panggilkan perawat ne.”
“Anni,
gwaenchana.”
“Syukurlah. Mianhae, karena aku kau jadi terluka.”
“Gwaenchana.” Katanya lembut menenangkanku. Yeoja ini, mengapa aku menjadi gugup jika di dekatnya. Apa aku menyukainya?
“Syukurlah. Mianhae, karena aku kau jadi terluka.”
“Gwaenchana.” Katanya lembut menenangkanku. Yeoja ini, mengapa aku menjadi gugup jika di dekatnya. Apa aku menyukainya?
Author
POV_
Ha Rim terpilih menjadi ketua MPK dan Yesung menjadi wakilnya. Di sisi lain Gyouri juga terpilih menjadi wakil MPK di sekolahnya. Karena sekloah mereka berada dalam satu yayasan, maka banyak agenda yang berlangsung bersamaan. Seperti acara amal pada musim gugur ini.
Ha Rim terpilih menjadi ketua MPK dan Yesung menjadi wakilnya. Di sisi lain Gyouri juga terpilih menjadi wakil MPK di sekolahnya. Karena sekloah mereka berada dalam satu yayasan, maka banyak agenda yang berlangsung bersamaan. Seperti acara amal pada musim gugur ini.
Ha
Rim POV_
“Satu
bulan lagi ulang tahunmu ne?” tanyaku pada Yesung.
“Mwo?
Bagaimana kau bisa tahu Rim-ah?” terlihat jelas kekagetan diwajahnya.
“Tentu
saja, aish.. kau meremehkanku. Yesung-ah, kau ingin hadiah apa dariku?”
“Eh?
Hadiah? Aku hanya ingin kita bersahabat selamanya dan kau bersamaku saat hari
ulang tahunku nanti. Arrachi?”
Aku
hanya mengangguk mengiyakan permintaan darinya.
Author
POV_
Yesung
sedang sibuk melakukan galang dana untuk amal. Di sisi lain Ha Rim sedang sibuk
merayakan ulang tahun sekolahnya. Ha Rim merasa kesepian karena tak ada Yesung
disisinya. Ha Rim menatap dua foto yang berada di dompetnya.
“Jin-ah,
apa yang harus aku lakukan?” katanya lalu menangis. “Namja babo, kenapa kau tak
pernah mengetahui perasaanku sebenarnya.” Tanpa seorang pun ketahui, Ha Rim
selama ini menyimpan perasaan khusus pada namja yang berada di foto tersebut.
Namja itu adalah Yesung.
“Mianhae
Yesung-ah. Mianhae karena tak bisa menepati janjiku padamu.
Yesung
POV_
Aku
bertemu dengan Gyouri saat melakukan penggalangan dana di taman kota. Tiba-tiba
ponselku bergetar, tanda ada panggilan masuk. Ahh.. Kenapa ada saja yang mengganggu
saat aku berduaan dengan Gyouri. Rutukku dalam hati. “Yeoboseyo.”
“Yesung-ah,
kau dimana?” Tanya Sungmin panic. “Aku sedang di taman kota. Wae?”
“Yesung-ah,
Ha Rim.. dia.. dia..”
“Ha
Rim kenapa Sungmin-nie?” aku mulai khawatir.
“Ha
Rim, dia bunuh diri. Ahjumma terlambat membawanya ke RS, Ha Rim tak tertolong.”
“Anni, anniya.” Teriakku.
“Anni, anniya.” Teriakku.
Author
POV_
Di
pemakaman Yesung menangis dalam diam. Dia mencoba menenangkan nyonya Han.
Yesung
POV_
“Rim-ah,
bukankah kau berjanji akan menemaniku saat hari ulang tahunku. Lalu kenapa kau
meninggalkanku sendiri? Wae?”
---skip
1 bulan---
“Yeoboseyo.”
Sapaku pada orang yang menelepon.
“Kibum-ssi?”
“Anni,
aku dongsaengnya, Yesung. nuguseyo?” Kudengar dia tesedak.
“Yesung-ah,
bisaanya Kibum oppa yang mengangkat telepon. Ini aku Gyouri.”
“Kau
Gyouri dari Clouds SHS?” aku tak kalah kaget.
Jadi
benar selama ini Gyouri mendekatiku karena Kibum. Yah.. untuk kesekian kalinya
yeoja yang aku suka lebih memilih hyungku.
“Em,
bisa aku bicara dengan Kibum-ssi?”
“Ne.
Jakkaman.”
Aku
pun memanggil Kibum dan menyerahkan telepon padanya. Kutinggalkan dia, dari
kejauhan kudengar kibum hyung tertawa renyah dan larut dalam obrolan bersama
Gyouri.
Gyouri
POV_
“Paboya, mengapa ketahuan Yesung. Aish.. apa yang harus aku lakukan?” rutukku dalam hati.
“Paboya, mengapa ketahuan Yesung. Aish.. apa yang harus aku lakukan?” rutukku dalam hati.
Aku
putuskan unuk tetap melanjutkan rencanaku, entah akan berhasil atau tidak. Tapi
aku bersikukuh untuk menyelesaikan apa yang sudah aku mulai.
Author
POV_
Hari ulang tahun Yesung tiba, dia sangat kesal karena tak ada satupun yang memberikan ucapan. Dia memutuskan pulang telat dan berjalan-jalan terlebih dahulu. Tanpa disengaja, dia justru bertemu dengan Gyouri.
Hari ulang tahun Yesung tiba, dia sangat kesal karena tak ada satupun yang memberikan ucapan. Dia memutuskan pulang telat dan berjalan-jalan terlebih dahulu. Tanpa disengaja, dia justru bertemu dengan Gyouri.
Gyouri
POV_
Sudah
kuduga dia akan dating kemari. Kuhampiri Yesung yang duduk menyendiri di bangku
taman. “Anneyong.” Kusapa dia dengan senyum terbaikku.
Omo,
tatapannya. Apa aku terlalu melukainya? Ahh.. aku tak sanggup menatap mata
sendu itu.
“Boleh
aku duduk disini?” tanyaku ragu.
“Ne.”
Yak,
mengapa dia jadi ketus sekali terhadapku. Aigo, aku ingin melihatnya tertawa
riang seperti bisaa.
“Sendirian?”
“Emm.”
“Ini.”
Kusodorkan coklat hangat ke hadapannya. Dia menatap bingung ke arahku.
“Kudengar coklat dapat mengembalikan mood.”
“Anni,
aku tak suka makanan yang manis.”
Yak,
mengapa dia harus berbohong. Padahal selama ini aku tahu kalau dia suka coklat.
“Gyouri-ya,
apa kau bahagia dengannya?”
“Eh?”
“Lupakan
saja, aku duluan ne.” Dia melangkah pergi meninggalkanku sendirian.
Yesung
POV_
Langit
sudah cukup gelap saat aku sampai di rumah. Rumah terlihat sepi, ahh.. pasti
mereka sudah tidur. “Saengil chukkahamnida, saengil chukkahamnida. Saranghaneun
uri Yesung. Saengil chukkahamnida.”
Aku
terkejut saat membuka pintu rumah. Semua orang yang kukenal berkumpul disini.
Appa, Eomma, Kibum Hyung, Sungmin, Hyuna, bahkan Nyonya Han.
“Chukkae
chagi.” Kata eomma padaku.
“Mianhae
nak, ini semua ide ahjumma. Ahjumma menemukan buku diari Ha Rim. Ahjumma rasa
ini permintaan terakhir darinya. Dia menyayangimu nak, ini.” Kulihat nyonya Han
menyodorkan sepucuk surat padaku. Mungkin surat dari Ha Rim.
“Gomapseumnida
ahjumma.” Hanya itu yang dapat aku ucapkan. Gomawo Ha Rim, kataku dalam hati.
“Yesung-ah,
kajja ikut aku.” Ajak Kibum. Aku hanya menurut. Kuikuti dia dari belakang, tak
tahu mau kemana. Ternyata tempat yang dituju adalah kamarku. Sesampainya
dikamar kulihat sebuah kotak besar terletak ditengah kamarku.
“Bukalah.”
Kubuka kotak tesebut pelan-pelan. Kulihat banyak barang didalamnya,
barang-barang yang selama ini ingin kumiliki.
“Ini?”
“Itu
semua pemberian Gyouri. Yeoja manis yang menyukai namja babo sepertimu. Aish..
kenapa kau lambat sekali? Kalau memang suka, mengapa diam saja?”
“Aku
pikir, Gyouri menyukaimu hyung.”
“Mwo?
Hahaha.” Kulihat Kibum menertawakanku. “Dia meneleponku karena ingin tahu apa
barang-barang kesukaanmu. Dia terlalu gugup jika harus bertanya langsung
padamu. Hanya saja dia masih bisa mengontrol perasaannya agar tak terlalu
terlihat, tidak sepertimu. Lagian aku kan sudah mempunyai yeojachingu.”
“Jinjja? Nugu?”
“Aku, Yesung-ah.” Kutengok ke arah suara. Kulihat Hyuna berdiri dipintu kamarku.
“Jinjja? Nugu?”
“Aku, Yesung-ah.” Kutengok ke arah suara. Kulihat Hyuna berdiri dipintu kamarku.
“Hyung,
chukkae.” Kuhampiri Kibum dan memeluknya.
“Yesung-ah,
jadi kau menyukai Gyouri ne?” kulihat Sungmin sudah berdiri di sebelah Hyuna.
Ahh..
kedua sahabatku ini memang selalu memahamiku.
“Emm.”
Kujawab pertanyaan mereka dengan anggukan kecil.
“Sebaiknya
cepat kau nyatakan perasaanmu padanya. Dia akan segera pergi.” Kata Kibum.
“Dia
akan meneruskan studi di Itali. Cepat temui dia.” Bujuk Sungmin.
Aku
berlari keluar rumah, berencana segera menemui Gyouri dirumahnya. Tapi aku
terkejut saat kulihat seorang yeoja berdiri di depan pintu rumahku. Yeoja yang
selama ini aku sukai. Gyouri.
“Gyouri-ya.”
“Saengil
chukkahamnida Yesung-ah. Mianhae membuatmu kesal. Aku hanya ingin memberikan
kado special yang tak terlupakan untukmu sebelum aku pergi.”
“Jadi
kau akan benar-benar pergi?”
“Ne. Maukah kau menungguku Yesung-ah?”
“Ne. Maukah kau menungguku Yesung-ah?”
Gyouri
meneteskan air mata. Wajahnya terlihat sedih. Kuhampiri Gyouri. Kupeluk mesra
tubuhnya, kuusap rambutnya pelan.
“Uljimma.
Aku sakit jika meilhatmu sedih seperti ini. Gwaenchana. Aku akan menunggumu.
Saranghaeyo Gyouri-ya.” Kulepaskan pelukanku lalu kuhapus air mata yang
membasahi pipinya.
“Nado saranghaeyo oppa.”
“Nado saranghaeyo oppa.”
“Gomawo
unuk hadiahnya. Api bagiku kau adalah kado terindah yang aku dapatkan.” Kukecup mesra kening Gyouri. Kucurahkan
seluruh perasaanku pada satu ciuman ini. Ciuman tanda kasihku pada Gyouri
sekaligus ciuman perpisahan.
“Gyouri-ya,
kita akan tetap bersama. Jarak tak akan jadi penghalang, kau tercipta untukku.
You’re my destiny.” Entah darimana aku dapat mengucapkan kata-kata itu. Gyouri
tersenyum mendengarnya lalu dia kembali memelukku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar