Kamis, 04 April 2013

[FanFiction] Good Day

Title                 : Good Day _One Shoot_
ID Peserta       : SJFFC/12/077
Main Cast        : Sungmin & Jihyeon
Co Cast           : Other member Super Junior
Genre              : Friendship
Rating             : General
Disclaimer       : This Fanfiction is original story of mine. The cast belongs to themselves. So, Don’t bash me



Author POV_

Seorang namja tampan berambut hitam duduk seorang diri dibangku taman kota. Wajahnya menunjukkan kekesalan. Duduknya pun terlihat tidak nyaman, gelisah menunggu kedatangan seseorang. Namja tersebut adalah Sungmin, salah satu member Super Junior. Boyband Korea yang sedang naik daun.
Author POV end_

Sudah hampir 3 jam aku menunggu member SJ. Leeteuk hyung mengirim pesan singkat padaku untuk datang ke taman kota. Kami janjian akan merayakan ulang tahunku yang ke 27 disini. Tapi saat aku sampai tak ada seorangpun member SJ yang menyambutku. Bahkan sampai saat ini belum ada satupun yang menampakkan wajahnya.
“Aish, bukankah mereka tadi menyuruhku untuk datang tepat waktu. Sudah 3 jam lebih tapi tak ada kabar dari mereka.” Gerutuku.
“Mereka keterlaluan, huh.. sebaiknya aku pulang ke dorm saja.” Aku pun berdiri dari tempat dudukku. Baru beberapa langkah…
Drrrttt… Drrrttt… Drrrttt….
Kurasakan ponsel disaku jaketku bergetar. Tanda ada panggilan masuk, kuperhatikan layar ponselku ternyata Donghae yang meneleponku.
“Yeoboseyo.” Ujarku malas.
“Hyung, mianhae. Ban mobil kami bocor. Kami terpaksa kembali ke dorm. Manajer takut terjadi apa-apa jika kami naik taksi. Jadi kami menunggu Siwon hyung dan Yesung hyung menjemput kami di dorm. Mereka sedang terjebak macet, kami akan sedikit terlambat datang kesana. Jeongmal mianhae.”
“Ne.” Hanya kata tersebut yang berhasil keluar dari kerongkonganku. Aku merasa sesak dan kesal. Kututup sambungan telepon tanpa persetujuan Donghae.
“Huh, keluarga macam apa yang tega membiarkan hyungnya sendirian tanpa kabar. Dan mereka sedang santai-santai di dorm.” Kataku kesal.
Aku berjalan mengelilingi taman unuk menghilangkan kekesalanku. Tanpa disadari aku lewat didepan segerombolan yeoja. Tak kusangka banyak diantara yeoja tersebut adalah ELF. Mereka berteriak histeris dan mencoba mengerubungiku. Biasanya aku dengan senang hati akan melayani para ELF, tapi karena suasana hatiku sedang kacau. Aku memilih untuk lari dan menghindari mereka. Aku kebingungan karena di taman ini tak ada bangunan yang dapat kujadikan tempat persembunyian.
“Sungmin oppa, aku ingin minta foto denganmu oppa.” Teriak seorang yeoja berambut panjang.
“Oppa, jakkaman. Aku ingin minta tanda tanganmu.” Teriak yeoja lain disebelahnya.
Mendengar teriakan-teriakan mereka semakin memacu kakiku untuk lari dari mereka.
Bingo, disana ada sebuah pohon besar.
“Sebaiknya aku bersembunyi disana saja.” Kataku dalam hati.
“Akhirnya selamat juga dari kejaran mereka.” Ucapku sambil mengelus dada.


Baru saja aku merasa tenang ada sebuah tangan menggelayut pada lenganku.
“Ahjussi.”
Kutengokkan kepalaku pelan, takut kalau ternyata para ELF tadi menemukanku.
“Ahjussi siapa?” Tanya seorang yeoja kecil dihadapanku. Usianya kira-kira 6 tahun.
“Eh? Kau tak mengenaliku gadis kecil?”
“Anni.” Jawabnya sambil menggelengkan kepala.
Apa dirumah anak ini tidak ada televisi? Tunggu dulu, bukankah anak ini yang tadi bermain di dekat air mancur. Apakah dia juga sedang menunggu seseorang? Aku melihatnya sendirian sejak aku datang. Ahh.. mungkin dia menunggu orangtuanya datang menjemput.
“Ahjussi siapa?” ulangnya.
“Nama paman Sungmin. Siapa namamu gadis cantik?”
“Naneun Jihyeon imnida. Kenapa paman duduk disitu?”
“Sssttt.” Kuletakkan telunjuk di depan mulutku. Memberi isyarat pada Jihyeon untuk diam. Aku takut kalau gerombolan yeoja tadi mengetahui keberadaanku.
“Ahjussi sedang apa?” tanyanya rewel.
“Ahjussi sedang bersembunyi. Jihyeon manis, sini ikut Ahjussi.”
“Memangnya Ahjussi artis? Mengapa ahjussi harus bersembunyi?” Tanya Jihyeon penasaran. Pelan-pelan dia mendekatiku.
“Jihyeon pernah dengar Super Junior?”
Kulihat Jihyeon mengangguk.
“Ahjussi tampan ini salah satu personel Super Junior.” Lanjutku.
Jihyeon kembali mengangguk-angguk imut sekali. Padahal sepertinya dia sama sekali tak mengerti. Aku hanya tersenyum melihat tingkah aegyo Jihyeon. Dari dulu aku memang suka anak-anak. Apalagi jika anak tersebut manis dan cantik seperti Jihyeon.
“Jihyeon-ah, mengapa kamu sendirian di taman? Ini sudah sore, Jihyeon tidak pulang?”
“Jihyeon nunggu eomma, ahjussi.”
Dari kejauhan aku mendengar seseorang berteriak.
“Jihyeon-ah.. Jihyeon-ah…”
Mungkin itu suara eomma anak ini. Kutengok ke kanan kiri melihat sekitarku, aku memastikan bahwa ELF sudah tak disini. Lalu akupun mengajak Jihyeon keluar dari tempat persembunyianku.
“Ahjumma.” Teriak Jihyeon sambil berlari ke arah wanita paruh baya tersebut.
“Aigo, ahjumma sangat khawatir. Chagi, kita pulang ne.”
“Shireo, Jihyeon masih mau menunggu eomma disini.” Kulihat raut wajah Jihyeon berubah. Dia hampir menangis. Lalu tanpa kusangka, Jihyeon lari dan bersembunyi di balik pohon yang kami tempati tadi .
“Anneyong ahjumma. Mianhamnida, eomma anak ini kemana ahjumma? Mengapa bukan dia sendiri yang menjemput Jihyeon?”
“Ahh, Jihyeon sudah tak memiliki orangtua. Ayahnya meninggal dua tahun yang lalu karena sakit parah. Selang tak berapa lama ibunya meninggalkan dia di taman ini, ibunya pergi entah kemana. Sejak saat itu aku yang merawatnya. Ayah dari anak ini adalah dongsaengku. Sungguh malang nasib anak ini. Jihyeon tak tahu kalau ibunya meninggalkan dia, jadi tiap hari sepulang sekolah dia datang kesini menunggu ibunya datang menjemput.” Jelasnya.
“Ahjumma, biar nanti saya yang mengantarkan Jihyeon pulang. Ahjumma berikan saja alamatnya. Saya akan membujuk Jihyeon agar mau pulang.”
Kulihat ahjumma menatapku selidik. Pancaran matanya menyiratkan ketidak percayaan kepadaku. Kubuka kacamata hitam dan topi yang kupakai. Hari sudah petang sehingga aku berani membuka penyamaranku.
“Eh? Bukankah kau Lee Sungmin, salah satu anggota Super Junior?” Tanya ahjumma tersebut kaget.
“Ne ahjumma, Sungmin imnida. Sekarang ahjumma tak perlu khawatir. Ahjumma dapat mempercayakan Jihyeon pada saya.” Kataku tulus padanya.
“Mianhamnida Sungmin-ssi, aku tak bermaksud mencurigaimu. Tadi aku sama sekali tak mengenalimu. Aku terlalu mencemaskan anak itu.” Kata ahjumma sambil melirik ke arah Jihyeon berada.

“Gwaencanayo ahjumma.”
“Sungmin-ssi, ini alamat rumahku. Kamsahamnida Sungmin-ssi. Aku pulang duluan ne. Aku percayakan Jihyeon padamu.”
“Ne ahjumma. Kalau Jihyeon kenapa-kenapa, ku rasa ahjumma bisa dengan mudah menemukanku.”
Ahjumma mengangguk pelan sambil berlalu pergi. Kulihat secarik kartu nama yang berada pada genggaman tanganku.
“Nyonya Sin, Sapphire Blue no. 13. Hem, aku tahu apartemen ini. Letaknya tak begitu jauh dari sini.” Kataku pelan.
Perlahan kuhampiri Jihyeon. Kulihat dia menangis, aigo, manis sekali anak ini. Walau sedang menangis, tapi wajahnya tetap saja imut.
“Jihyeon cantik. Kita pulang kerumah ne, chagi.”
“Shireo. Jihyeon masih ingin menunggu eomma datang menjemput Jihyeon.”
“Chagi, hari ini ahjussi ulang tahun. Tapi ahjussi sedih karena teman-teman Super Junior tak menepati janji untuk merayakan ulang tahun bersama. Kau mau kan menemani ahjussi merayakan ulang tahun?”
“Ehm.” Jihyeon mengangguk lucu. Kuusap air mata yang membasahi pipi gadis ini. Kurapikan penampilan Jihyeon. Lalu kugandeng tangannya menuju sebuah restoran yang terletak diseberang taman.
Kukirim sebuah pesan singkat pada Donghae. Kukatakan padanya untuk tak usah datang kemari, aku bilang padanya aku sedang dalam perjalanan pulang.
Jihyeon makan dengan lahap sepertinya dia kelaparan. Wajar saja, sejak siang dia bermain di taman sedirian pasti tak ada sedikitpun makanan yang mengisi perutnya.
“Ahjussi.” Panggilan Jihyeon membuyarkan lamunanku.

“Waeyo chagi?”
“Bukankah ahjussi ulang tahun? Kalau ulang tahun, ahjussi harus mengucapkan permintaan dan tiup lilin.”
“Eh? Begitu ya? Baiklah, nanti setelah makan kita beli kue dan lilin. Bagaimana?” ajakku pada Jihyeon.
Jihyeon mengangguk tanda setuju.
Taman ini berada di pusat kota Seoul, jadi tak sulit menemukan toko roti di daerah ini. Setelah beberapa saat memilih roti, akhirnya aku dan Jihyeon memilih sebuah roti kecil dihiasi buttercream warna pink.
Aku mengajak Jihyeon untuk merayakan ulang tahunku di taman tempat kami bertemu tadi. Kami duduk berhadapan di bangku taman yang aku tempati tadi siang saat menunggu member yang lain datang.
“Saengil chukkahamnida, saengil chukkahamnida, saranghaneun ahjussi. Saengil chukkahamnida.” Jihyeon menyanyikan lagu ulang tahun untukku sambil bertepuk tangan. Aku hanya tersenyum melihat tingkah aegyonya.
“Gomawo Jihyeon-ah.” Kataku lalu mencium pipi gadis cilik di hadapanku.
“Ahjussi, cepatlah membuat permohonan.”
“Ne.” Kupejamkan mataku sejenak sembari make a wish lalu aku mengajak Jihyeon untuk bersamaan meniup lilinnya.
Kami memakan kue sambil bermain-main. Kucolek sedikit buttercream dan menempelkannya dihidung Jihyeon. Jihyeon membalas dengan mencolekkan buttercream dipipi kananku. Setelah kue habis dan puas bermain, akupun kembali membujuk Jihyeon untuk pulang. Akhirnya Jihyeon mau diantar pulang.
Sesampainya di rumah nyonya Sin, aku pamit pada nyonya Sin dan Jihyeon. Kubalikkan badan hendak pulang ke dorm. Tapi tiba-tiba sebuah tangan kecil menggenggam jemari tanganku.
“Waeyo Jihyeon-ah?” Tanyaku sambil berjongkok dihadapannya.
“Kamsahamnida ahjussi karena sudah mengajak Jihyeon makan dan membuat Jihyeon merasa senang.”
“Cheonmanayo chagi. Ahjussi juga senang karena Jihyeon sudah mau menemani ahjussi merayakan ulang tahun.”
“Ahjussi, jakkaman ne.” Jihyeon berlari masuk ke dalam rumah.
“Ini hadiah ulang tahun untuk ahjussi. Kalung ini dulu milik appa Jihyeon.” Jihyeon menunjukkan sebuah kalung dengan liontin bintang yang sangat indah. “Kalung ini seperti ahjussi, bersinar terang.”
“Cantik sekali kalung ini chagi. Sebaiknya ini disimpan sama Jihyeon, bukankah ini pemberian appa Jihyeon?”
“Anni, Jihyeon sudah punya ini.” Dia kembali menunjukkan sebuah kalung. Kalung dengan liontin bulan sabit yang tergantung manis didadanya. “Jihyeon sudah punya kalung pemberian eomma. Jihyeon ingin memberikan yang ini untuk ahjussi.”
“Tapi –.”
“Jebalyo ahjussi. Jihyeon ingin memberikan ini sebagai hadiah ulang tahun ahjussi. Jihyeon tidak mau ahjussi pulang tanpa membawa hadiah. Jihyeon ingin ahjussi tetap mengingat Jihyeon.”
“Arraseo. Ahjussi mengerti. Jeongmal gomawo chagiya.” Kataku lalu menerima kalung pemberian Jihyeon.
“Karena Jihyeon memberi hadiah pada ahjussi, ahjussi juga ingin memberikan hadiah untuk Jihyeon. Ini.” Ku berikan sebuah gelang rantai yang bertuliskan SJ pada Jihyeon. Gelang yang dimiliki setiap member Super Junior.
“Huwa, bagus sekali ahjussi. Kamsahamnida ahjussi.”
“Jihyeon-ah, kalau Jihyeon merasa sedih lihat saja gelang ini. Gelang ini akan membuat Jihyeon merasa lebih baik, seperti ahjussi yang selalu bahagia saat melihat gelang ini. Ahjussi selalu melihat teriakan ELF setiap melihat gelang ini, meski sedang capek atau sedih, ahjussi menjadi lebih tenang saat melihat gelang ini. Ahjussi harap Jihyeon akan merasakan hal yang sama dengan ahjussi.” Kataku sambil mengusap lembut kepala Jihyeon.
“Ahjussi pulang duluan ne. Jihyeon segera istirahat, bukankah besok Jihyeon harus berangkat sekolah. Nyonya Sin, saya harap anda terus menyayangi Jihyeon. Jaga baik-baik Jihyeon. Anneyong.”
Aku berjalan ke pelataran parkir apartemen. Aku belajar banyak hari ini. Dari seorang yeoja cilik yang polos dan lucu.
“Jihyeon-ah, meskipun ibumu telah meninggalkanmu kau tetap menyayanginya dan percaya suatu saat ibumu akan menjemputmu di taman.” Aku tersenyum memikirkan apa yang aku alami hari ini.
Kulajukan mobilku menuju dorm Super Junior. Aku merindukan mereka semua. Teman-temanku, hyung, dongsaeng dan saudaraku.

Author POV_
Sungmin sampai di dorm hampir tengah malam. Tanpa diketahuinya, semua member Super Junior telah menunggu kepulangannya. Bahkan Hangeng dan Kibum menyempatkan diri untuk datang.
Author POV end_

“Saengil chukkahamnida, saengil chukkahamnida, saranghaneun uri Sungmin. Saengil chukkahamnida.” Semua member menyambutku dengan lagu ulang tahun diiringi Leeteuk hyung yang bermain piano dan Kibum yang bermain gitar. Aku sungguh terharu dengan suasana yang tercipta.
“Hyung, mianhae kami tak menepati janji untuk datang ke taman.” Kata Kyuhyun. Couple kesayanganku. Dia langsung memelukku.
“Gwaenchana Kyunnie.”
“Hyung, chukkahamnida.” Kata Donghae lalu ikut memelukku. Ahh.. ikan mokpo ini memang cengeng, dia dongsaeng yang paling perhatian terhadap member lain termasuk padaku.
“Kajja. Tiup lilinnya sebelum lewat tengah malam.” Kata Yesung hyung menyadarkanku.
“Gomawo hyung. Jeongmal gomawo.” Kataku pada semua member.
Kami habiskan sisa hari ini dengan makan dan berfoto bersama. Sungguh hari yang sangat mengesankan dan tak terlupakan bagiku. This is good day.
 Tanpa seorangpun ketahui, permohonan yang aku buat adalah “Aku harap Super Junior bisa bersama lagi. Lengkap 13 member seperti hari ini.”

-THE END-

 
Original Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar