Rabu, 17 Juli 2013

[FanFiction] Can't Move

Title     : We are Never Ever Getting Back Together
Author : Young
Cast     : Lee Hyuk Jae aka Eunhyuk
Han Eun Mi (OC)
Kang Hye Rim (OC)
Sung Je Ri (OC)
Other
Length : Oneshoot
Genre  : Romance, Hurt
Rated  : G (General)
Disc   : Lee Hyuk Jae dan Super Junior member milik Tuhan, orangtuanya dan seluruh ELF di dunia. Cast lain milik author. Ide cerita murni dari otak author. Jika ada kemiripan jalan cerita, itu hanya kebetulan semata tanpa ada unsur plagiat dari sumber lain.

Author berkata
“Jika ada kesamaan nama tokoh, latar tempat dan cerita itu hanya kebetulan semata. Fanfiction ini murni muncul dari otak author yang sedang suntuk dengan tugas kuliah. Ini FF pertama yang berani aku publish disini. Aku sering baca FF yang ada di akun ini. Banyak FF yag bagus dan seru dari author2 handal. Maafkan author abal2 ini yang nyempil dan menyuguhkan FF tak begitu bagus. Jika kalian berkenan membaca author mengharap adanya RCL, but jika tidak suka dengan jalan ceritanya Don’t Bash. Copy boleh, tapi ijin author dan tidak untuk publikasi !!!”

WARNING !!! Typo masih bertebaran ^^

Kesalahan terbesarku, melepasmu pergi dari kehidupanku
Hal terbodoh yang ku perbuat, telah menduakan kesetianmu
Maaf karena terlambat menyadarinya
Kenyataannya aku masih mencintaimu
(Lee Hyuk Jae)

~~~ Story Begin ~~~
Sengaja aku sisakan ruang disudut hatiku agar kelak jika kamu kembali, kamu bisa menenmpatinya lagi.
Namja tersebut menatap nanar pada layar persegi di depannya. Kalimat dari akun jejaring social seorang gadis dirasa begitu menusuk hatinya. Padahal belum tentu kalimat itu ditujukan untuknya. Seorang gadis yang telah mengubah arah hidupnya. Seorang gadis yang mengajarkannya cinta.
Lee Hyuk Jae, begitulah orangtua namja itu memberikannya nama. Tapi seringkali orang-orang terdekatnya memanggilnya Eunhyuk. Eunhyuk masih saja menatap layar laptopnya. Tak merasa jenuh memandangi foto gadis cantik di hadapannya. Berharap sosok tersebut dapat meredam kerinduan hatinya.
“Mianhae.” Sepatah kata tersbut meluncur dengan begitu saja. Selalu ada rasa bersalah kala memandang gadis itu. Han Eun Mi.



Lee Hyuk Jae POV
Aku masih termenung menatap wajah yeoja dalam layar persegi di depanku kala terdengar dering ponselku. Menandakan ada pesan masuk dari seseorang.
Drrrttt… drrrttt…

From    : Sung Je Ri
Chagi, hari ini kita jadi makan siang bersama kan?

Kuusap kasar wajahku. Hari ini pikiranku sungguh kacau, hingga melupakan janji dengan Je Ri. Kalau kau bertanya siapa dia. Sung Je Ri, yeoja yang sudah sebulan ini menyanding gelar sebagai kekasihku.

To : Sung Je Ri
Ne chagi. Ku tunggu di lobi.

Setelah membalas pesan dari Je Ri, aku bergegas menuju ke lantai dasar. Tempat dimana lobi berada. Yah memang benar, aku dan Je Ri memang bekerja di perusahaan yang sama. Aku di bagian R&D sedangkan Je Ri merupakan sekretaris direktur di perusahaan ini. Bagaimana aku bisa mengenalnya, mungkin inilah yang dinamakan takdir. Kekekeke
“Hyuk Jae-ssi.”
Kutengok sisi kananku saat ku dengar seseorang menyerukan namaku. Kulihat seorang yeoja tengah tersenyum manis ke arahku.
“Sudah lama menunggu?” tanyaku basa-basi.
“Ani, aku juga baru sampai.” Jawab Je Ri.
“Kajja.” Ajakku pada Je Ri.
Hening. Itulah yang kurasakan selama menuju resto langganan kami.
“Oppa.”
“Hmm.” Jawabku sekenanya.
“Apa kau sedang ada masalah?” Tanya Je Ri hati-hati.
“Ani. Waeyo?”
“Geunyang, aku hanya merasa kau sedang memikirkan sesuatu. Dari tadi oppa hanya diam, seperti bukan dirimu.”
Kulirik sekilas dirinya. Terlihat dari ekor mataku Je Ri sedang menatapku intens. Aku tersenyum melihatnya sedang merajuk. Kuacak puncak kepalanya sekilas. Menyalurkan rasa sayangku. Hal yang selalu kulakukan untuk menenangkannya.
“Gwaencahana. Mungkin aku sedikit lelah dengan tugas kantor.” Ku keluarkan gummy smile andalanku. Berharap dia tak lagi menyadari kegelisahan hatiku.
“Jeongmal?”
“Ne. Jangan khawatir Ri-ya. Nan gwaenchana. Kita sudah sampai.”
Aku sedikit berlari kecil mengelilingi bagian depan mobil bersikap layaknya seorang namja. Membuka pintu untuk kekasihnya.
“Gomawo oppa.”
Ku genggam tangannya menuju bangku yang sudah ku pesan. Kami mengobrol ringan sembari menunggu pesanan datang. Mulai dari tingkah konyol Lee Hyo Mi, yeodongsaengku, sampai masalah kantor.
Kuedarkan pandangan ke sekeliling ruangan. Restoran ini terlihat sepi. Hanya beberapa meja yang terlihat ditempati oleh pasangan seperti kami. Hingga tanpa sengaja mata ini tertuju pada meja yang berada di pojok ruangan. Gadis itu bukankah…
Drrttt… Drrtttt…
Belum hilang keterkejutanku, terasa getaran dari saku jas yang kukenakan. Kang Hye Rim. Tertulis jelas nama pemanggil pada layar ponselku. Kulirik Je Ri, dia mengangguk sembari tersenyum maklum ke arahku. “Mianhae Je Ri-ya.” Ujarku dalam hati.
Kulangkahkan kakiku menuju tempat yang sedikit sepi. Tanpa sengaja aku melewati meja gadis yang tadi kuamati. Terlihat dia terkejut melihat keberadaanku disini.

Yeobseyo.” Sapa orang yang diseberang.
“Emm.”
Oppa, kenapa lama sekali mengangkatnya?
“Wae? Kau merindukan oppa, Rim-ah?” ucapku menggoda.
Yak, oppa. Selalu saja begitu.
“Kekeke, jangan marah chagiya. Kau terlihat semakin cantik jika mem-pout-kan bibir seperti itu.” Godaku sekali lagi.
Ish.. Oppa.” Ucapnya merajuk.
“Hmm. Ada apa kau menelponku chagi?”
Ah, aku hanya ingin mengingatkan oppa. Jangan lupa janji kita nanti malam ne. Bukankah sudah sejak 2 minggu yang lalu oppa berjanji akan menemaniku menonton malam minggu ini?
“Ne chagi, oppa tak akan melupakannya.”
Bye oppa.”
“Ne.”
Aku hendak berbalik menemui Je Ri saat kudengar sederet kalimat yang seketika menghentikan langkahku.
“Ternyata kau belum berubah Hyuk Jae-ssi.”
“Eun Mi-ya.”
“Ck, apa kita cukup dekat hingga kau memanggil secara informal dengan orang asing?”
“Mianhamnida, Eun Mi-ssi.” Ucapku lirih. Kualihkan pandanganku, tak berani menatap manik matanya.
“Berubahlah Hyuk Jae-ssi. Kulihat gadis yang menunggumu sangat baik. Padahal disini kau sedang bermesraan dengan gadismu yang lain. Jangan kau lakukan kesalahan yang sama. Atau kau akan menyesal.”
Kata demi kata yang Eun Mi ucapkan bagaikan anak panah yang lepas dari busur dan menusuk tepat di jantungku. Sakit. Aku hanya menatap punggung Eun Mi yang melenggang pergi.
“Mungkinkah sakit yang kau rasakan seperti ini Eun Mi-ya? Ani, aku rasa apa yang kau rasakan jauh lebih sakit.” Ucapku pada diri sendiri.
“Oppa.” Kurasakan seseorang menepuk pundak kananku.
“Ah, kau mengagetkan oppa Je Ri-ya.” Kataku sembari mengelus dada.

“Hehehe, mianhae oppa. Kenapa oppa lama sekali mengangkat telponnya? Apakah dari perusahaan?”
“Ne, kata manager aku harus segera kembali setelah makan siang.”
“Kalau begitu kita segera makan saja oppa. Pesanan kita sudah datang. Kajja.”
Ku ayunkan langkahku mengikuti tarikan tangan Je Ri menuju bangku kami.

Han Eun Mi POV
Tanganku bergerak memijit pelipisku. Meredakan pusing yang menyerangku. Hariku yang indah hancur begitu saja melihat sosoknya. Lee Hyuk Jae.
Hyuk Jae merupakan mantan kekasihku. Memang akulah yang meminta putus dan mengakhiri cerita cinta yang telah berjalan 2 tahun lebih. Sejak 6 bulan yang lalu aku memutuskannya. Bukan tanpa alasan, awalnya karena aku merasa dia jauh berubah dan tak lagi sejalan denganku. Jarak yang memisahkan ternyata tak mampu mengikis rasa curiga dan meleburkan kesetian di antara kita.
Aku hanya bisa memandangimu dari kejauhan. Memelukmu dalam setiap angan dan kerinduan.”
“Pabo. Kau benar-benar bodoh HyukJae-ssi.”

---Flashback On ---
“Oppa, sebaiknya kita akhiri saja hubungan ini.”
“Waeyo chagi?”
“Aku merasa kau telah jauh berubah. Selain itu, aku akan kembali ke Jepang. Eomma memintaku untuk menemaninya selama Appa pergi ke luar negeri. Aku tak tahu akan sampai kapan disana,”
“Hah, menemui orangtuamu kau bilang? Katakan saja kalau kau ingin kembali ke lelaki brengsek itu.”
“Mwo? Namja? Nugu?” tanyaku ragu.
“Tak usah berpur-pura Mi-ya. Kau ingin kembali bersama Song Jong Ki, kan? Mantan kekasih pertamamu yang saat ini telah menjadi General Manajer di Aomori Resort? Aku tak menyangka selama sebulan disana kalian telah kembali menjalin hubungan. Awalnya kau bilang kalau ke Jepang karena urusan perusahaan, tapi nyatanya. Ck, kalian malah asik berduaan.”
“…” Aku masih diam mencermati ucapannya.
“Wae? Kenapa kau diam? Kau bingung mengapa aku mengetahuinya? Kau ingat Lee Ho Won? Ne, dia sepupuku yang berasal dari Busan. Saat kau di Jepang kebetulan Ho Won juga sedang ada tugas kantor menemui client di sana. Tanpa disangka dia melihatnmu sedang memeluk bahagia namja menyebalkan itu. Sungguh suatu kebetulan yang menyakitkan. Baiklah, kalau kau ingin minta putus. Mulai sekarang kita akhiri saja semuanya. Anggaplah kita tak saling mengenal dan hanya orang asing.”
Setelah mengeluarkan semua kata-kata pedasnya, Hyuk Jae pergi meninggalkanku. Aku hanya mampu menatap kepergiannya. Kulihat tangannya mengacak rambutnya asal. Dia pergi tanpa memberiku kesempatan untuk menjelaskan hubunganku dengan Jong Ki oppa.
--- Flashback Off ---

Aku tersenyum kecut mengingat kejadian itu. Memang benar saat di Jepang aku bertemu dengan Jong Ki oppa. Pertemuan tak sengaja. Kami hanya mengobrol sebentar dan dia mengatakan akan menikah bulan ini. Aku tak menyadari kalau Ho Won melihat perbincangan kami dan salah paham. Aku memang berpelukan dengan Jong Ki oppa, tapi itu hanya pelukan selamat atas pernikahannya, tak lebih.

--- Flashback On ---
Dua bulan sejak putus dari Hyuk Jae oppa, aku masih belum bisa melupakannya. Saat ini aku berada di Jepang. Aku memutuskan untuk berjalan-jalan sejenak melepas penat karena memikirkan orang yang masih membawa separuh hatiku.
Aku putuskan untuk ke Ueno Park, kebetulan rumah orangtuaku tak terlalu jauh dari salah satu objek wisata terkenal dari Negeri Sakura ini. Sesampainya di Ueno Park aku putuskan untuk menyandarkan tubuh di salah satu pohon Sakura menikmati guguran bunga. Sungguh indah musim semi di sini, namun belum bisa menepis perih yang aku rasa.
 “Sumimasen.”
Suara seseorang membuyarkan lamunanku. Kutengadahkan kepala menatap siapa yang menyapaku.
“Yak, Eun Mi-ya.”
“Charlene Choi.” Ujarku lirih. Sedetik kemudian bibirku tertarik membentuk lengkungan ke atas.
Kini aku dan Charie (panggilan Charlene Choi) berada di salah satu kedai ramen. Kami melepas kangen setelah lama tak berjumpa.
“Eun Mi-ya, sabarlah.”
“Nan gwaenchana, Charie. Awalnya memang aku yang minta putus.”
“Keundae, ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu Mi-ya. Tapi kau harus janji tak akan menangis hanya karena pabo namja itu lagi. Yaksok?”
“Yaksok.” Ucapku lalu mengaitkan jari kelingkingku dengan jari kelingking Charie.
“Kau mengatakan baru putus 2 bulan yang lalu. Tapi aku pernah melihat Hyuk Jae bersama seorang yeoja, Hyuk Jae sedang… dia sedang… mencium pipinya.”
DEG
“Mi-ya. Gwaenchana?”
“Ah, ye. Gwaencaha.” Aku berusaha tersenyum. Kulihat Charie tersenyum kikuk.
“Mianhae kalau…”
“Ani, gomawo Charie. Aku jadi mengetahui sifat asli Hyuk Jae oppa. Ah, apa masih pantas aku menyebutnya oppa?” gurauku. “Tak kusangka dia menggunakan kesempatan ini untuk memutuskanku dan memilih yoeja lain.” Lanjutku.
“Mi-ya.”
“Apa kau kenal siapa yeoja itu Charie?”
“Aku rasa yeoja itu salah satu mahasiswa Seoul Art University. Aku pernah mengantar temanku kesana, kalau tidak salah aku melihat yeoja itu disana pula.”
--- Flashback Off ---

Hyuk Jae-ssi, kuharap kau akan segera sadar. Kulangkahkan kakiku untuk pulang. Namun entah mengapa hatiku menuntun kaki ini untuk berkeliling menikmati udara malam. Tanpa ku sadari aku telah sampai di sini.

Lee Hyuk Jae POV

Mala mini aku menepati janjiku menemani Hye Rim. Setelah menonton Hye Rim mengajakku ke sungai Han.
“Oppa.”
“Wae chagi?”
“Kita sudah hampir satu tahun menjalani hubungan. Tapi sampai kapan kita harus merahasiakan hubungan ini?”
Kutatap manik matanya. Dia benar-benar tulus mencintaiku, sedangkan aku … entahlah. Aku merasa nyaman berada disampingnya. Hye Rim, teman yeodongsaengku. Seorang mahasiswi popular dikampusnya, tapi hatinya telah tertambat padaku. Aku menjeratnya dengan rayuanku. Ego seorang Lee Hyuk Jae menyuruhku untuk memilikinya.

--- Flashback On ---
“Aish.. panas sekali. Kenapa bocah itu lama sekali keluarnya. Awas kau Lee Hyo Mi.” gerutuku sebal menunggu yeodongsaeng-ku.
Bagimanapun juga aku seorang lelaki tipe peyayang terutama pada anggota keluargaku. Maka disinilah aku, Seoul Art University, menjemput dongsaeng menyebalkan tapi sangat aku sayangi.
“Oppa.”
Teriakan itu pasti darinya. Ku lambaikan tangan menyuruhnya sedikit bergegas. Tapi tunggu dulu, dia tak sendirian dia bersama seorang yeoja yang cukup err… cantik.
“Sudah lama menunggu?”
“Tidak, baru 30 menit yang lalu.” Jawabku sedikit ketus. Tak sepenuhnya marah, sudah ku katakana aku menyayanginya bukan?
“Mianhamnida, ini karena aku terlalu lambat.” Ucap yeoja disebelah Hyo Mi.
“Yak, tak perlu sungkan Rim-ah. Abaikan saja ucapan oppaku. Kajja.” Kulihat yeoja itu mengangguk takzim padaku. Tanpa aku sadari aku ikut mengangguk kepadanya.
Hyo Mi menariknya untuk segera masuk mobil. Aku pun hanya dapat menggeleng melihat tingkah dongsaeng satu-satunya yang kumiliki. Akupun segera menyusulnya masuk ke dalam mobil dan duduk di belakang kemudi.
“Oppa, aku dan Hye Rim lapar. Kita makan dulu ne sebelum pulang.”
“Ish, kau ini. Arrayo. Kau ingin makan apa?”
“Kita ke kedai langganan kita saja oppa. Aku juga sering mengajak Hye Rim ke sana.”
“Baiklah.”
Kami makan bertiga sambil berbincang-bincang, ani, lebih tepatnya aku melihat perbincangan dua orang yeoja mengenai hal yang tak terlalu menarik buatku. Entahlah apa yang sedang mereka bicarakan.
“Kalau aku hanya dianggap kambing congek, sebaiknya aku pergi saja.” Ucapku mengancam. Menyadarkan kedua yeoja ini akan keberadaanku.
“Hehehe, kau marah oppa?” Tanya Hyo Mi sambil terkekeh. “ Oh, ayolah. Jangan kekanakan seperti itu oppa. Ah matta, aku belum mengenalkan temanku. Hye Rim ini oppaku yang paling menyebalkan dan dia Hye Rim sahabatku. Hye Rim-ah berhati-hatilah dengannya. Dia seorang cassanova.”
Kuberikan death glare ke arah Hyo Mi mendengar perkataannya. Apa dia bilang? Cassanova. Baiklah, aku memang suka berganti pacar. Tapi aku selalu setia. Setia? Tunggu dulu, saat ini apakah bisa dibilang aku setia? Disana ada seorang yeoja yang selama setahun ini telah memenuhi hatiku. Tapi disini aku memuji kecantikan seorang gadis dan terpesona akan dirinya.
--- Flashback Off ---

“Oppa.” Ucapan Hye Rim mengembalikanku ke dunia nyata. “Kau melamun, oppa?”
“Mian.” Ucapku kikuk. “Maafkan aku karena menyakiti perasaanmu.”
“Aniya oppa. Aku tak apa kalau oppa masih belum mau mempublikasikan hubungan kita.”
Aku sungguh beruntung memiliki gadis di sampingku saat ini. Kubawa tubuhnya ke dalam dekapanku, menyalurkan rasa sayang yang kupunya untuknya. Yah, aku sadar aku hanya mengaguminya. Aku tak mencintainya. Hanya kagum.
Bodohnya dirimu Hyuk Jae, kau telah menyakiti gadis sebaik dia. Kau juga telah menyakiti Eun Mi, gadis yang kau cintai.
Ku tengadahkan kepalaku. Aku tercekat. Aku menyakitinya lagi. Kulihat dia menatapku datar. Han Eun Mi. Gadis itu. Gadis yang sampai saat ini masih aku cintai. Melihatku bersama dengan wanita lain.
“Eun Mi-ya.” Nama itu meluncur begitu saja.
Kurasakan gadis yang berada dalam dekapanmu melepas pelukanku. “Eun Mi? Nugu?”
Dia membalikkan badan mengikuti arah pandanganku. Saat ini Eun Mi, gadis itu melangkah pelan ke arahku.
“Anneyong Hyuk Jae-ssi. Tak disangka kita berjumpa lagi disini. Ah, jadi ini alasannya kenapa saat aku mengajakmu mengakhiri hubungan kita kau langsung menyetujuinya. Bahkan kau malah menuduhku berselingkuh. Tapi kenyataannya kau sendiri yang melakukan hal menjijikan itu.” Ucapnya sarkatis.
“Mi-ya.”
“Berhenti memanggilku seolah kita dekat Lee Hyuk Jae-ssi. Dan kau nona, jaga baik-baik namjamu ini. Jangan sampai dia berpaling kepada wanita lain.”
Han Eun Mi. Gadis itu pasti membenciku saat ini.
“Oppa, apa maksud perkataan wanita tadi?”
“Aku akan menjelaskan semuanya padamu Rim-ah. Kajja.”
Aku mengajak Hye Rim duduk di salah satu bangku pinggiran sungai Han. Kuceritakan semua dari awal, tentang hubunganku dengan Eun Mi dan dirinya. Bahkan aku juga menceritakan tentang Je Ri, wanita lain yang saat ini juga merupakan kekasihku.
Kulihat pipi mulus Hye Rim dipenuhi air mata. Menyesal. Satu kata yang terpikirkan diotakku. Aku sungguh menyesal telah menyakiti dua yeoja ini.
“Sekarang semua terserah padamu Rim-ah. Aku.. aku.. aku sebenarnya juga tak memiliki perasaan untukmu. Aku hanya kagum. Saat itu aku sedang ada masalah dengan Eun Mi dan aku terpesona denganmu. Kau seperti yeodongsaeng bagiku.”
“Hiks..”
Hanya suara tangis yang aku dengar dari bibirnya. Aku tak tega melihatnya seperti ini. Ku peluk tubuh ringkih Hye Rim.
“Hiks.. Wae? Wae oppa? Kau jahat. Nappeun. Nappeun namja.” Tangisnya makin pecah. Ku eratkan pelukanku padanya. Kubiarkan tangan mungilnya memukul-mukul dada bidangku. Membiarkan dia mlampiaskan kekesalannya padaku.
“Mianhae Rim-ah. Mianhae.” Hanya itu yang dapat aku ucapkan.
Lama kami dalam posisi seperti ini. Tangisnya sudah reda namun dia masih sesenggukan.
“Oppa.” Ujarnya lirih. Tapi masih bisa tertangkap oleh telingaku.
“Hmm.”
“Aku sadar cinta tak bisa di paksa oppa. Sebaiknya kita akhiri saja semuanya. Aku.. aku juga lelah. Keundae,,”

“Keundae?”
“Tapi kita masih bisa berteman kan oppa? Bukankah kau bilang kau menganggapku sebagai yeodongsaeng? Aku akan menyeyangimu seperti saudara. Aku memang sudah lama ingin punya seorang kakak.” Ucapnya sambil tersenyum. Senyum yang manis, seperti senyum di awal pertemuan kami.
“Tentu saja saengie.” Kuacak puncak kepalanya.
“Oppa, kau merusak tatanan rambutku.” Keluhnya.
Aku hanya tertawa melihatnya mengerucutkan bibir, dia sungguh terlihat lucu.

END




--- Prolog In other Side ---

Sung Je Ri POV

Aku sedang menuju apartemen setelah berbelanja kebutuhan bulananku. Di kejauhan kulihat sepasang kekasih sedang berpelukan mesra. Bukan karena aku iri, tapi karena aku merasa mengenal namja yang sedang memeluk yeojanya tersebut. Namja itu melepas pelukannya. Kulihat seorang yeoja mendekati sepasang insan tersebut.
Aku berjalan mengendap, mendekat pada tiga orang yang nampaknya sedang berbicara cukup serius itu. Sayup-sayup aku mendengar perbincangan mereka. Aku hanya bisa menutup mulut. Meredam suaraku agar tak terdengar oleh mereka.
Gadis yang bernama Eun Mi, yang kutahu dari ucapan Hyuk Jae, pergi meninggalkan mereka berdua. Mereka melangkah ke bangku di sebelah pohon. Aku pun memberanikan diri untuk menguping pembicaraan mereka berdua.
Dan astaga. Aku terkejut karena cerita Hyuk Jae. Ternyata aku gadis ketiga dalam hidupnya. Aku tersenyum miris. Tapi aku bahagia setelah mendengar penuturan yeoja yang ku ketahui bernama Hye Rim tersebut.
“Jigeum, kau hanya milikku oppa.”

So stay here
And don't hold back
I'm into what you're doing
Doing just like that
It's me and you
Forget the world
So stay with me
And don't let go
Just do what you're doing
Because you're this close to close
(Sung Je Ri)



Akhirnya setelah berkutat dari jam 12 siang, tepat 5 menit sebelum bedug maghrib author menyelesaikan FF abal2 ini. Mohon yang berkenan baca, tinggalkan komentarnya. Buat koreksi author. Gje kah? Feel ga dapet? Alur kecepetan?
It’s OK. Itu buat motivasi author biar next FF (kalau buat lagi) bisa lebih baik dari ini.
Owh iya, Quotes yang terakhir author ambil dari salah satu ost drama korea. Ada yang tau?? Hehehe *pinjem evil smirk KyuHyun :D :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar