Title
: My Idol, Me and Blue
Moon
Acc
Twitter : @aimyeong
Main
Cast : Ameila Lee, CN Blue members
Genre : Fluff, Friendship
Rating : General
Disclaimer : This
Fanfiction is original story of mine. The cast belongs to themselves. So, Don’t
bash me
~~~ Story Begin ~~~~
Agustus 2013
Mataku menatap nanar benda persegi layar
datar di hadapanku. Berita mengejutkan namun sangat dinanti itu akhirnya
terjawab. Dua bulan lagi, aku dapat bertemu mereka. Blue Moon concert live
indoor Senayan. Konser CN Blue, band papan atas asal Negeri Gingseng tersebut
akan di gelar di Ibukota. Sudah lama aku menantikan kedatangan mereka ke tanah
air. Aku yakin tak hanya diriku, namun Boice (sebutan untuk fans CN Blue) di
seluruh Nusantara pasti juga sangat senang mendengar berita ini.
Namaku Ameila. Anak kedua di keluarga
Lee. Kalian pasti bingung mengapa namaku seperti orang Korea. Yup, aku
merupakan blasteran Indo-Korea. Ayahku keturunan Korea dan ibuku keturunan
Indonesia. Namun sejak kecil aku tinggal di Indonesia, tepatnya di Yogyakarta.
Aku bahkan belum pernah ke Korea, mengunjungi tanah kelahiran ayahku.
Keluargaku termasuk golongan menengah ke
atas. Tapi, sejak kecil orangtuaku mengajari kami (aku dan Kakak laki-lakiku)
untuk hidup hemat. Kami tidak pernah di manjakan oleh mereka. Jika memiliki
keinginan untuk membeli sesuatu, maka kami akan menabung uang jajan yang
diberikan oleh Eomma. Seperti saat
ini, aku berjuang mengumpulkan rupiah demi bisa melihat konser idolaku bulan
Oktober mendatang.
“Jong Hyun oppa, bisakah kita bertemu? Aku ingin bisa melihatmu secara
langsung walaupun dari jauh. Ah, aku akan lebih senang lagi jika bisa
mendapatkan tanda tanganmu. Bisakah impian kecilku ini terkabul?” Keluhku dalam
hati.
Di antara mereka berempat, Jong Hyun sang
gitarist yang paling menarik
perhatianku. Entah mengapa aku begitu mengagumi sosoknya. Kekagumanku semakin
meningkat sejak melihat kemampuan aktingnya dalam drama Gentleman Dignity
sebagai Collin.
Lee Jong Hyun. Meskipun merupakan anggota
kedua tertua setelah sang Leader,
sifatnya sedikit kekanakan. Bahkan dia jauh lebih pantas menjadi anggota
termuda (magnae) dibandingkan Jung
Shin. Kemampuannya dalam memetik sinar gitar, maupun suaranya yang merdu seolah
menjadi perpaduan yang sempurna dari dirinya. Tubuh yang atletis, juga wajah
yang menawan membuat sosoknya tak bisa dengan mudah untuk dilupakan.
~~~ 0 o 0 ~~~
Pengaruh budaya Korea sedang sangat
mewabah di Indonesia. Tak terkecuali di sekolahku. Saat ini aku masih menempuh
jenjang pendidikan tahun kedua di salah satu Sekolah Menengah Atas di kota
kelahiranku. Banyak teman-temanku disini yang juga mengidolakan CN Blue. Tak
hanya perempuan, beberapa anak laki-laki juga mengidolakannya.
Nina, teman sekelasku sangat bersemangat
menceritakan rencananya untuk menonton Blue Moon. Dia memang sangat
mengidolakan Yong Hwa, sejak vokalis
utama band ini membintangi drama Korea berjudul Heartstrings yang popular di
Asia. Menurutnya, Leader CN Blue ini
sangat tampan dan mempesona. Beda lagi dengan Asti, sahabatku yang lain. Asti sangat
mengidolakan Jung Shin, Basis CN Blue
yang merupakan magnae (anggota termuda)
dari band ini. Sedangkan Dinda, teman kami dari kelas sebelah, paling suka
dengan drummer band ini yaitu Min
Hyuk.
Kami berempat sudah bersahabat dari kelas
X. Meskipun sekarang Dinda harus terpisah kelas, kami masih terus bersama dan
sering membicarakan berita terbaru mengenai idola kami. CN Blue benar-benar
mampu membuat imajinasi kami berkembang. Khayalan khas anak remaja selalu
menemani hari-hari kami.
“Amei, apakah kamu akan menonton Blue
Moon?”
“Molla,
aku masih memikirkannya Din. Uang tabunganku juga belum mencukupi.”
“Ah, kalian ini bagaimana. Ini kesempatan
kita untuk dapat melihat mereka secara langsung, apa kalian akan melewatkannya
begitu saja?”
“Hei, kami tidak seberuntung kamu Nin.
Orangtuamu kaya dan tidak akan kesulitan untuk membelikan kamu tiket.”
“Benar kata Asti, Nin. Meskipun aku bisa
saja meminta uang kepada orangtuaku, tapi aku rasa membeli tiket dengan uang
hasil jerih payah sendiri akan lebih berkesan.”
Aku hanya diam mendengar pembicaraan
ketiga sahabatku. Aku sangat sependapat dengan Dinda. Meskipun Appa akan memberi uang jika aku minta,
tapi akan jauh lebih menyenangkan jika dapat membeli tiket dari usaha kita
sendiri bukan?
~~~ 0 o 0 ~~~
In Other Side
“Hyung.”
“Waeyo?”
“Akankah rencana konser kali ini berjalan lancer? Tidak akan dibatalkan
lagi seperti sebelumnya, kan?”
Aku menoleh ke arah Min Hyuk. Ternyata meskipun dia selalu terlihat tak
peduli, dia sangant mencemaskan World Tour Concert kali ini.
“Tenanglah Min Hyuk-ah. Kita percayakan saja pada Manajer hyung dan Yong
Hwa hyung. Mereka pasti melakukan yang terbaik.”
“Ah, aku benar-benar tak sabar ingin bertemu Boice dari Indonesia. Aku
dengar jika kita memiliki banyak fans di sana?”
“Ne, aku rasa kau benar Jung Shin-ah. Saat aku bertemu dengan Kyu-Line.
Mereka sering membicarakan fans dari Indonesia. Aku pun ingin segera bertemu
dengan mereka. Kita bersabar saja. Dua bulan bukan waktu yang lama. Bukankah
mereka lebih lama menunggu dibandingkan kita?” Kataku santai sambil terus
memetik gitar di pangkuanku.
“Kau benar hyung. Tidak lama lagi kita akan menemui mereka. Aku tak sabar
menantikan hari itu. 19 Oktober, cepatlah datang.”
Aku terkekeh mendengar perkataan Min Hyuk. Jung Shin yang berada di sebelahnya
langsung merangkul pundak Min Hyuk. Aku kembali tersenyum melihat tingkah kedua
dongsaengku ini.
“Na wasseo.”
“Eoh hyung. Kau sudah selesai rapat. Bagaimana?” Jung Shin terlihat
berlari ke arah Yong Hwa hyung.
“Tenanglah Jung Shin-ah. Biarkan hyung duduk terlebih dahulu. Baru kita
dengarkan hasilnya.”
Yong Hwa hyung menepuk bahuku pelan. Lalu mendudukkan tubuhnya
disebelahku. Min Hyuk datang menghampiri kami sambil membawakan air mineral
untuknya.
“Gomawo Min Hyuk-ah.”
“Cheonmanayo hyung.”
Yong Hwa hyung minum secara perlahan. Aku rasa dia sengaja melakukannya
agar kami penasaran. Dia paham betul bagaimana perasaan kami.
“Hyung, palliwa. Jangan membuat kami semakin khawatir. Aish, kau ini
sungguh keterlaluan hyung.”
Yong Hwa hyung tertawa melihat ekspresi kesal kami. Melihat keseriusan
yang terpancar di mata kami, dia pun dengan sendirinya berhenti tertawa.
“Mianhae. Akhirnya kita bisa memebuhi keinginan mereka. Kita akan
menggelar konser Blue Moon di Jakarta. Perusahaan sudah menemukan promoter yang
sesuai. Kita akan segera bertemu dengan Boice Indonesia.”
“Yeah. Kita akan segera ke Jakarta.” Kami bertiga berteriak senang.
Bahkan kulihat Jung Shin dan Min Hyuk sudah berlonjak-lonjak layaknya anak
kecil yang mendapatkan mainan baru.
~~~ 0 o 0 ~~~
September 2013
Kami berempat sudah memutuskan untuk pergi menonton Blue Moon bulan
depan. Tiket juga sudah kami beli. Persiapan sudah kami lakukan. Lighstick,
teropong, towel, poster, bando dan aksesoris untuk menonton konser sudah
lengkap. Kami sudah bersorak bahagia karena salah satu impian kami akan segera
tercapai.
Hingga suatu hari, kabar kurang menyenangkan datang di keluargaku. Ayah
kecelakaan, kondisinya cukup parah. Kaki kanan patah, kepalanya terbentur dan
harus mendapatkan lima jahitan. Ditambah kondisi keuangan keluargaku yang
sedang sulit. Kakakku yang amsih menempuh semester akhir sebagai calon dokter
membutuhkan banyak biaya untuk praktek dan studi literaturnya. Sedangkan ibuku
hanyalah seorang ibu rumah tangga. Satu-satunya tulang punggung keluarga
hanyalah Ayah.
Melihat kondisi keluargaku, aku menjadi bimbang. Haruskah aku tetap
menonton konser, ataukah aku harus merelakan tiketku untuk aku jual dan
membantu keluargaku? Setelah dua minggu memikirkannya, aku pun memutuskan untuk
menjual tiketku. Kebetulan ada teman satu sekolahku yang ingin menonton tapi
belum mendapatkan tiket. Setidaknya, dengan uang hasil penjualan tiket milikku,
aku bisa membayar uang SPP bulanan dan mencukupi kebutuhan jajanku sehari-hari.
Meskipun tidak seberapa, aku tidak perlu lagi minta uang jajan kepada ibuku.
“Amei, kau baik-baik saja?” Tanya Dinda.
“Hem, tenanglah. Aku tidak apa-apa. Kalian bersenang-senanglah. Dan
berikan aku foto terbaik dari penampilan Jong Hyun oppa, ne.”
“Tapi…”
“Sudahlah, Nin. Aku sungguh baik-baik saja. Mungkin ini memang belum
saatnya aku bertemu mereka. Masih ada kesempatan lain.” Kataku bijak. Meskipun
dalam hati terselip sedikit kekecewaan karena aku batal menonton.
“Baiklah, kami akan memberikanmu banyak foto sebagai oleh-oleh. Kau tidak
perlu kuatir.”
“Terima kasih.” Ucapku tulus mendengar pernyataan Asti.
~~~ 0 o 0 ~~~
Awal Oktober 2013
Kondisi Appa sudah semakin
membaik. Dia sudah sanggup berjalan dengan bantuan tongkat penyangga. Luka di
kepalanya juga sudah mulai mengering. Tidak lama lagi Appa pasti akan segera sembuh total. Kakakku pun melanjutkan
kuliahnya dengan lancar. Untung saja pengajuan beasiswanya di terima.
“Aku mohon pada-Mu. Sekali saja pertemukan aku dengan mereka. Entah kapan
waktu itu akan datang, aku akan bersabar menantinya. Amin.” Doaku setiap malam
menjelang tidur.
Mengingat dalam dua minggu lagi hari itu datang, aku sedikit sedih.
Namun, itulah pilihanku. Aku percaya, Tuhan mempunyai rencana lain untuk
mempertemukanku dengan para member CN Blue. Tidak saat ini, mungkin saja tahun
depan atau dua tahun lagi. Jika tidak di tanah air, mungkin saja aku dapat
bertemu di Korea. Entahlah, satu yang pasti aku mempercayai Tuhan memiliki
cara-Nya sendiri untuk setiap kaum-Nya.
09 Oktober 2013
“Amei, lihatlah.” Teriak Dinda yang berdiri tak jauh dari tempatku. Aku
hendak ke kantin bersama Nina dan Asti, sampai sebuah suara menghentikan
langkahku.
Aku pun melangkahkan kaki menuju ke papan majalah dinding sekolah. Disitu
terpampang sebuah lomba yang hadiahnya sangat menarik perhatianku.
“Kompetisi Foto berhadiah tiket konser CN Blue”
Mataku berbinar menatap tak percaya pada selebaran itu. Aku menoleh ke
kanan maupun ke kiri melihat sahabatku. Mereka tersenyum penuh arti. Sebuah
harapan kembali merasuk ke relung hatiku. Mungkinkah ini jawaban atas doaku
pada-Mu? Terima kasih Tuhan.
“Tidak ada salahnya mencoba, Mei. Siapa tahu kamu menang. Dan rencana
kita bisa terlaksana.”
“Benar kata Asti, Mei. Cobalah. Kita tak akan tahu hasilnya sebelum kita
mencobanya.”
Aku hanya mengangguk setuju mendengar perkataan Asti dan Nina. Dinda pun
mengiyakan ide mereka berdua. Untuk pertama kalinya dalam minggu ini, aku bisa
tersenyum bahagia. Senyum yang tulus, tanpa kepura-puraan.
Pengumpulan foto paling lambat tanggal 13 Oktober dan pengumuman pemenang
3 hari setelahnya. Sepulang sekolah kami berkumpul di rumah Nina, karena rumah
Nina paling dekat dari sekolah. Selain itu Nina memiliki kamera dan rumahnya
mempunyai taman yang indah.
Nina memaksa kami untuk di make
over, biar tidak kelihatan kusam katanya. Kami pun hanya menuruti segala
keinginannya. Setelah beberapa kali mengambil gambar, kami lihat bersama-sama
hasilnya di komputer dan memilih 2 foto terbaik.
16 Oktober 2013
Tiga hari menjelang Blue Moon Concert. Hari yang paling menentukan, karena
hari ini pengumuman lomba berhadiah tiket konser Blue Moon. Yah, akhirnya aku
memutuskan untuk mengikuti perlombaan tersebut. Tema dari lomba foto itu adalah
“Friendship” tentu saja ketiga
sahabatku dengan senang hati membantuku.
Tak kusangka, usaha Nina dan kedua sahabatku membuahkan hasil. Aku
menjadi salah satu pemenang dan mendapatkan tiket konser CN Blue. Ini seperti
mimpi. Aku menangis bahagia saat mendengar kabar tersebut dari Asti.
“Akhirnya, kita bisa bersama-sama pergi menonton konser ini.” Kata Nina
bersemangat.
“Terima kasih semuanya. Aku menyayangi kalian.” Terima kasih Tuhan. Lanjutku dalam hati.
19 Oktober 2013
Disinilah aku, Senayan indoor stadium. Bersama ratusan Boice dari seluruh
penjuru Nusantara. Menyaksikan kemegahan konser Blue Moon. Aku bersyukur
mendapatkan kesempatan menonton CN Blue tampil secara langsung. Tak lagi hanya
lewat layar kaca televisi maupun laptop.
Di sana berdiri empat lelaki yang dengan mempesona membawakan lagu-lagu
karyanya. Mataku tak lepas memandang ke sisi kanan, tempat di mana Jong Hyun oppa berada. Dia begitu lihai memainkan
senar gitar dan sesekali ikut bernyanyi saat partnya tiba.
Setelah membawakan tiga
lagu, semua member CN Blue menuju ke tengah panggung dan melakukan perkenalan.
Saat Jong Hyun oppa menunggu
gilirannya, dia melambaikan tangannya ke seluruh ruangan. Sampai suatu ketika,
aku merasa pandangannya mengarah kepadaku. Dia menatap lurus, seolah manik
matanya menghujam ke arahku. Aku tersenyum kikuk dan senang jika memang akulah
yang di tatapnya saat ini. Giliran Jong Hyun oppa untuk berkenalan, tiba-tiba saja dia membisikkan sesuatu ke
penerjemah di sebelahnya.
“Jong Hyun-ssi mengatakan, untuk gadis yang berada
di tengah-tengah dan memakai baju biru sambil membawa poster Jong Hyun-ssi. Juga mengenakan bando bertuliskan
Jong Hyun, di harap naik ke atas panggung.”
Jantungku seolah
berhenti berdetak, apakah gadis yang di maksud adalah aku? Ruangan yang tadinya
terang, pelan-pelan meredup lalu sebuah sinar terang menyorot tubuhku. Aku
seakan mati berdiri, tubuhku tak bisa bergerak. Sekelilingku berteriak
histeris, Aku yakin, banyak di antara mereka yang iri dengan keberuntunganku.
Tak lama kemudian beberapa bodyguard
datang menghampiriku, lalu mengajakku ke panggung.
Aku berdiri di depan
Jong Hyun oppa, dia tersenyum ramah.
Setelah mampu mengatasi kegugupanku, aku menyerahkan poster yang kubawa ke
hadapannya. Seolah mengerti maksudku, dia menerimanya lalu membubuhinya dengan
tanda tangannya. Ketiga member yang
lain melakukan hal yang sama.
“What’s your name?”
“Amei. Ameila Lee.”
Sungguh, aku tak
menyangka jika aku akan menjadi lucky
fans. “Terima kasih Tuhan. Kau memang Maha Adil.” Tak lupa aku mengucapkan
syukur atas apa yang aku dapatkan.
~~~ END ~~~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar