Rabu, 15 Januari 2014

[FanFiction] Can I Love You?

Salju pertama musim dingin tahun ini mengenalkanku arti dari 'cinta pada pandangan pertama'. Bolehkah rasa itu bersemi dalam hatiku? Akankah kau membalas perasaan ini, gadis musim dinginku?

Entah sudah berapa kali pemuda itu menghembuskan nafas kasar. Mencoba mengusir hawa dingin yang menyergap ke seluruh tubuhnya. Sesekali dia menengok ke kanan kiri, sepertinya dia tengah menunggu seseorang. Dirogohnya saku mantel abu-abu tebalnya, mencari benda kesayangan layar datar berwarna putih miliknya. Jemarinya lincah mengetik beberapa digit angka lalu menempelkan ke dekat telinga.
“Teo-ya, kau dimana? Aku hampir mati kedinginan menunggumu. Ck,” rutuk pemuda itu kesal. “Cepatlah, jika kau tidak datang dalam lima menit. Aku pergi.”
Pip. Pemuda tersebut memutuskan sambungan telepon sepihak, tak memberi kesempatan lawan bicaranya untuk membantah. Dia terlalu kesal dengan sahabatnya yang tak kunjung datang tersebut. Padahal cuaca hari ini sudah di bawah nol derajat. Pertengahan bulan November seperti ini memang sudah memasuki musim dingin. Meskipun salju belum turun, namun suhu udara mampu membekukan orang yang lalu lalang di kota Seoul ini.
Setelah menutup teleponnya, pemuda itu memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku mantel. Mata elangnya memandang ke segala arah, menghilangkan kebosanan yang mulai melanda. Tanpa sengaja indera penglihatannya menangkap seorang gadis kecil yang sedang asik bermain anjing tak jauh dari tempatnya berdiri. Bukan anjing atau pun gadis kecil tersebut yang membuatnya tertarik. Tapi seorang yeoja yang tengah menemani gadis kecil itulah yang membuat pemuda itu enggan berkedip. Bahkan jantungnya mulai berdetak diatas normal, untuk pertama kalinya dia merasakan sensasi seperti ini. Dia jatuh cinta untuk pertama kalinya.
Saat imajinasinya semakin liar, sebuah suara memanggil dan menyadarkannya. “Yun-ah,” teriak seorang pemuda bermata bulat dan memiliki postur tubuh lebih tinggi dari pemuda tadi.
Mianhae aku terlambat, tadi Dong Hae hyung menambah jam latihan.” Jelasnya. Sedangkan pemuda yang dipanggil Yun tadi hanya mengangguk maklum.
“Hem, aku sudah terbiasa dengan alasanmu, Teo-ya.” Sindir pemuda bermarga Han tersebut. “Ayo segera ke studio latihan, hyung pasti sudah menunggu kita.”
Teo mengangguk setuju lalu merangkul pundak Yun, menariknya menuju studio latihan mereka. Yun menengok ke belakang, setengah hati meninggalkan tempat itu. Dia mencoba mencari sosok yeoja yang telah berhasil merebut perhatiannya tadi. Saat matanya kembali menangkap siluet yeoja tadi, sebuah lengkungan ke atas terbentuk di wajah tampannya. Yun, tersenyum. Menanggalkan kesan poker face yang selama ini melekat padanya.
***


Sudah seminggu berlalu sejak pertemuan, lebih tepatnya Yun melihat yeoja bermata sendu yang telah menarik perhatiannya tersebut. Bayangan gadis itu masih terus melintas di kepalanya. Kali ini, Yun benar-benar telah terpikat akan pesona gadis yang namanya bahkan belum ia ketahui tersebut.
Sore ini, Yun memiliki undangan untuk menghadiri pesta ulang tahun Teo. Yah, dia tak akan bisa menolak undangan tersebut meskipun dia ingin. Karena Sam secara tiba-tiba mengusulkan untuk perform di acara ulangtahun Teo nanti. Sam, sebagai leader Lunafly –band mereka–  mempunyai hak mutlak dalam memutuskan sesuatu. Dan biasanya keputusan tersebut tidak bisa terbantahkan, jika ingin selamat dari ceramahnya tentu saja.
Yun berjalan-jalan di area Myeongdong, mencari hadiah untuk sahabat terbaiknya tersebut. Kakinya memasuki sebuah butik, lalu menuju sebuah rak yang memajang berbagai macam model topi. Dia tahu pasti jika sahabatnya suka memakai topi.
Tanpa disangka, saat mengantri di kasir. Yun bertemu dengan gadis itu lagi. Gadis yang telah mencuri hatinya tanpa ijin. Secara tidak sengaja pandangan mata mereka bertemu. Sedetik, dua detik, tiga detik hingga 10 detik mereka masih saling tatap. Merasa malu, gadis itu mengalihkan pandangannya terlebih dahulu. Disaat bersamaan tiba giliran Yun membayar, dia pun segera mengalihkan fokus perhatiannya.
Kamsahamnida.” Ucap Yun sekilas pada wanita yang berada di kasir.
Yun berusaha mencari sosok pujaannya tadi, tapi tak kunjung dia jumpai. “Mungkin gadis itu sudah pergi.” Katanya lirih lalu dengan langkah pasrah dia melangkah pergi.
Setibanya di pintu utama, langkah kakinya terhenti. Gadis itu, berdiri di teras butik memandang ke arah langit. Yun kembali tertegun. Entah bisikan darimana, Yun mendekati gadis incarannya tersebut.
Yun berdiri di sebelah gadis bermantel biru muda tersebut. Hanya berdiri, tak lebih. Lidahnya terlalu kelu untuk sekedar menyapa. Dalam hati dia ingin sekali mengajak berkenalan gadis tersebut. Di satu sisi, si gadis menyadari pasti ada yang salah dengan dirinya. Degup jantungnya bekerja tak normal sejak matanya berserubuk dengan pemuda bermata tajam di dalam butik tadi. Sampai-sampai gadis itu tak menyadari jika pemuda tersebut telah berada di sampingnya.
“Kau menyukai salju?”
Yun mencoba membuka percakapan. Gadis itu tampak sangat terkejut mendengar ucapan Yun. Dia menoleh sekilas, lalu kembali melihat ke sisi lain. Gugup. Itulah yang gadis itu rasakan.
“Ini salju pertama tahun ini. Ah, aku sangat indah.”
Hening. Gadis tersebut belum juga membuka mulutnya. Yun mendesah, dia berpikir jika gadis ini mungkin saja terganggu dengan kedatangannya. Dia bersiap-siap untuk menerjang hujan salju, namun sebuah suara seketika menghentikan pemikiran nekad yang berkelebat di kepalanya baru saja.
“Ya, aku menyukai salju.”
Ditatapnya ragu gadis itu, setelah yakin jika memang gadis itu menjawab pertanyaannya. Yun tersenyum canggung. Gadis itu mengusap tengkuknya, kedinginan. Yun segera melepas syal yang dia pakai.
“Ini.” Gadis itu kembali menatap Yun. “Pakailah. Kau lebih membutuhkan ini daripada aku, mantelku cukup membuatku hangat.”
Ragu-ragu yeoja bermanik mata biru tersebut menerima uluran syal dari Yun. Dia segera melilitkannya di leher, menghalau angin musim dingin yang sejak tadi menusuk-nusuk kulit putihnya.
Kamsahamnida….”
“Yun. Han Seung Yun.”
“Ah, nde. Yun-ssi. Min Hwa imnida.”
Jadi namanya Yun, pikir gadis itu. Demikian dengan Yun, dia sangat bahagis bisa mengetahui nama gadis di hadapannya tersebut. Mereka berdua kembali diam, sibuk dengan pikiran masing-masing.
“Hari ketujuh di Bulan Desember, aku akan mengingatnya. Hari ini, selain ulangtahun sahabatku. Ada hal lain yang patut aku kenang.” Batin Yun berteriak senang.
***

Pesta ulangtahun Teo dirayakan secara meriah di sebuah restoran daerah Gangnam. Sesuai permintaan Teo, Lunafly menampilkan tiga lagu karya mereka sendiri. Banyak tamu undangan yang tidak dikenal Yun. Saat menyanyikan lagu yang ketiga, dia melihat gadis yang ditemuinya sore tadi, Min Hwa. Min Hwa berdiri di antara dua namja tampan. Seketika senyum yang tadi menghiasi wajah Yun menguap. Yun mengenal salah satu dari pemuda tersebut. Lee Tae Min, pemilik Café tempatnya bekerja paruh waktu.
Chukkae Teo-ya.” Kata pemuda bermata sendu yang berdiri di samping kanan Min Hwa. “Oh ya, kenalkan. Ini Min Rin, tunanganku.”
Kamsahamnida hyung. Anyeong haseyo Min Rin nuna, Teo imnida.
“Selamat ulangtahun Teo-ssi. Tak heran jika Dong Hae oppa selalu memujimu, ternyata penampilanmu memang sangat mengesankan.”
“Benar kata Min Rin eonnie, penampilanmu sangat mengagumkan Teo-ya. Saengil chukkae.” Imbuh Min Hwa, Yun yang berada tepat di samping Teo menundukkan wajahnya. Menyembunyikan kekecewaan yang dia rasakan.
Gomawoyo Min Hwa-ya.”
Yun perlahan melangkah mundur, pergi dari suasana yang menyesakkan hatinya tersebut. Dia lebih memilih untuk melalui pesta bersama Sam. Meskipun Sam juga membawa kekasihnya tapi setidaknya mereka lumayan akrab. Dibandingkan suasana yang baru saja dihadapinya.
“Yun-ah, siapa gadis yang berada di dekat Teo oppa itu?”
Nan mollayo, Han Na-ya. Mengapa tak kau tanyakan sendiri saja?”
“Hei, tak mungkin aku melakukannya. Di sana ada Dong Hae sunbaenim. Aku malu Yun-ah, kau ini sama sekali tidak peka. Ck.”
Yun tidak terlalu mempedulikan kata-kata yang Han Na lontarkan. Dia tahu betul jika sepupunya tersebut menyukai Teo sejak Senior High School. Dulu mereka bertiga berada di sekolah yang sama.
Bosan mulai melanda Yun, dia memutuskan berjalan-jalan di sekitar tempat pesta. Tanpa disangka, ada sebuah taman kecil yang terletak di belakang restoran. Yun duduk di salah satu bangku, memandang langit malam kota Seoul. Menumpahkan semua kegalauan yang melandanya secara mendadak.
Anyeong haseyo.” Sapa sebuah suara yang membuyarkan lamunan Yun. Yun menengadah melihat siapa yang telah mengusik ketenangannya. Wajahnya memerah mengetahui sosok yang menyapanya tersebut. Beruntungnya cahaya yang menerangi sangat redup, sehingga wajahnya tak semakin mendidih menahan malu di hadapan Min Hwa. Makhluk cantik bak bidadari yang dibalut dress tanpa lengan berwarna merah muda di depannya ini.
Secara alami mereka akrab setelah berbincang selama kurang lebih satu jam. Dari sanalah Yun mengetahui jika Teo adalah teman masa kecilnya saat masih tinggal di Mokpo. Pemuda bernama Dong Hae tadi kakak kandung Min Hwa. Sedangkan yeoja yang menggandeng mesra tangan Dong Hae sejak datang, Yun sudah mengetahui jika gadis itu tunangan Dong Hae. Terakhir saat ditanya mengenai Tae Min, Min Hwa tak menjawab dengan pasti.
“Tae Min? Dia… seseorang yang berarti untukku.”
Apakah itu berarti Tae Min adalah kekasihnya? Yun bertanya-tanya dalam hati.
***

Suasana sore di Ichigo Café memang selalu ramai, beberapa karyawan terlihat lelah melayani pelanggan. Tak terkecuali Yun. Sudah tiga bulan semenjak Yun bekerja part time di kafe ini, dia semakin terbiasa.
“Yun-ah, tolong layani pelanggan di meja 5.” Teriak manajer Café yang di ketahui bernama Tae Min tersebut.
Yun mengangguk, lalu bergegas menuju meja yang dimaksud Tae Min. Selesai mencatat pesanan sang pelanggan, Yun beranjak ke meja kasir. Saat melangkah melewati pintu utama, dia menyapa ramah pelanggan yang baru saja datang.
“Selamat datang di Ichigo Café,” ucapnya sambil membungkuk. Merasa tak ada jawaban dari pengunjung tersebut, dia menegakkan tubuhnya. Yun terkesiap mengetahui sosok yang baru saja datang tersebut. Sedetik kemudian dia menetralkan ekspresi wajahnya. Tetap memasang senyum ramah, atau mungkin lebih terlihat seperti senyum paksa.
Di sisi lain, yeoja tersebut tak kalah terkejut. Hanya saja dia mampu mengontrol ekspresinya. Hati-hati dia bertanya pada Yun, “Apakah Tae Min ada?”
“Eoh? Tae Min-ssi… ya, tentu. Mungkin dia berada di ruangannya. Nona ingin menunggu di sini atau ingin saya antar ke sana?”
“Eh… Ah… Biar aku masuk ke ruangannya sendiri. Ruangannya di lantai dua kan?”
“Silakan Nona.” Kata Yun, lalu dia segera menuju dapur. Hendak menyerahkan lembar pesanan pelanggan di meja nomor 5 tadi.
Gadis itu tersenyum tipis melihat tingkah Yun. Terlihat sekali Yun canggung menghadapinya. Masih dengan perasaan senang, gadis itu segera menuju ruangan Tae Min.
“Tae Min-ah!” pekik yeoja tersebut. Sedangkan orang yang dipanggil nyaris terjatuh dari bangkunya mendengar lengkingannya.
Aigo Min Hwa-ya, kau membuat jantungku melonjak keluar. Kau mau aku mati, hah?!”
“Kekekeke~~ Mianhae, aku sedang bahagia. Karena tadi…”
“Ada apa? Apa kau mendapat kekasih baru?”
“Aish, kau selalu menggodaku. Kau sendiri? Apa tak cukup aku menjadi gadismu?”
Ne, kau akan selalu jadi gadisku Min Hwa-ya.”
Jika di ruangan Tae Min terdengar canda tawa riuh dari kedua insan tersebut. Suasana di dapur justru sebaliknya. Yun mendadak murung setelah perjumpaannya dengan yeoja tadi. Pikirannya berkecamuk.
Sepertinya memang sudah tidak ada harapan untuknya. Min Hwa merupakan kekasih dari atasannya. Selain itu, tidak mungkin gadis itu akan membalas perasaannya. Min Hwa, gadis itu terlalu berbeda dengan Yun. Yun tidak percaya diri jika harus mengakui perasaanya pada Min Hwa. Bukan untuk meminta gadis itu menjadi kekasihnya. Sekadar mengungkap sesuatu yang mendesak dadanya. Agar Yun kembali bisa bernapas lega, tanpa ada yang mencekiknya. Hal yang sering disebut ‘cinta’ oleh kebanyakan orang.




#WinterStory #KampusFiksi #TantanganEmpatMusim

4 komentar:

  1. ige mwoya??? *mencak-mencak cantik*
    akhir yang ngenes dan ga jelas, revisi!!! *pasang wajah kejam* buahahahaha
    ehem, aku mulai komen seriusnya, pertama Han Na? semoga itu benar namaku, hahahha *berharap sambil nyengir cantik*
    ehm, aku banyak nemuin kata-kata yang ga konsisten disini, kaya contoh di awal cerita itu menggunakan kata pemuda, harusnya siih kamu ajeg, pakem pake pemuda terus dari awal, atao kalo emang pengen pake namja-namjaan biar keliatan ketcehh kaya si dedek Yun, ya mending pemudanya diganti ajaahh sekalian. terus ada lagi anak kecil --> anak perempuan kecil --> gadis kecil *ababil banget, maunya apaah? #asahgolok terus ada satu lagii, tapi udah lupa dimana heheh *MERDEKA!!! LOL* cuma saran sihh, heheheh ^^v
    terus-teruss aku mau nanyain logika yang agak sinetron ini, berpandangan mata sama orang yang ga dikenal selama satu menit?? yakinn?? ituuuh mandang apa ngalamun, ehh :D
    kalo menurutku sihh, orang baru kenal itu seenggaknya lima detik aja udah malu, kalo sampai satu menit, wah rekor itu, daebak ^o^

    tadi ada beberapa bagian yang terkesan meksoo deh, ituu menurutku, udah lah, segituu dulu ntar kaloo diterusin jadi revisi penuh jadinya, lol *ketawa unyu* eddadaaahhh muaaahhh :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. eh.. situ bisa baca kan tante?? emang sengaja author buat gantung.. cuz masih dilanjut 3 chapter lagi :D #tuntutandarisononya

      silahkan lonjak2 girang, karena emang sengaja pinjem cast Han Na buat si dedek keceh #tzahh
      tapi jangan harap nanti kalo aku buat cast Kyu pake pairing si Han Na again #kibasrambut :v :v

      hem...makasi reviewnya. ababil yah?? bukan maksud hati kek gitu, maafkan kekhilafan author karena faktanya untuk nulis ini butuh waktu 3 minggu #rekorterlama T.T

      wkwkwk... terlalu sinetron yah?? satu menit itu kenyataannya ga terlalu lama hlo #pembelaandiri

      last, akan aku perbaiki deh...nanti diedit lagi sesuai kehendak kamu #specialuntukkamudah :D :D

      Hapus
  2. Jujur agak bingung sama alurnya. Tapi ide ceritanya menarik kok... ending yang di buat gantung juga oke bikin reader menerka-nerka, mereka bakal jadian atau engga...

    Keep writing buat author^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasi kak Yoshi udah mau mampir...
      hem... aku baru pertama kali bikin FF dengan cast ini.. belum terlalu eksplor, jadi agak bingung mau bikin alur kek gimana #ngelesmodeon

      semoga cerita selanjutnya alur yang aku buat lebih baik lagi :)

      Hapus