Jumat, 29 November 2013

[FanFiction] Catch My Breath (YongSeo Couple)

Author             : Chiaki Minata
Title                : Catch My Breath
Main Cast        : Seo Joo Hyun (Seo Hyun SNSD)
                         Jung Yong Hwa (Yong Hwa CN Blue)
Genre              : Friendship, Romance, Hurt
Length             : Oneshoot
Akun twitter    : @aimyeong or @fisshy8
Disclaimer       : This fanfiction is original story of mine. The cast belongs to themselves. So, don’t bash me.

WARNING!!!
FF ini pernah aku ikutin lomba di 2 page yg berbeda..
Jadi jika ada di antara Readers yg pernah membaca, ni FF asli bikinanku..
jangan menuduh aku plagiat ne..
gomapta ^^


~~~ Story Begin ~~~

Sepi tak berarti sendiri, dan dalam kesendirian seringkali kau merasa sepi.

Semilir angin berhembus menerpa kulit wajahku. Tak kuhiraukan terpaannya yang merusak tatanan rambutku. Aku terus melangkah, sedikit berlari mengejar waktu. Terus kulirik benda digital di pergelangan tangan kiriku. Terpampang jelas angka 08.15 yang menandakan kalau aku terlambat masuk kuliah.
“Seo Hyun-ah!”
Ku alihkan segera fokus penglihatanku ke segala arah. Mencari sumber suara yang memanggil namaku. Tak jauh di depanku, berdiri seorang yeoja berambut panjang yang tengah melambai.
Seo Hyun. Seo Joo Hyun. Nama yang diberikan oleh kedua orang tuaku. Aku anak kedua dari tiga bersaudara, seorang oppa bernama Seo In Guk dan yeodongsaeng bernama Seo Yu Na. Keluarga yang dulu sangat bahagia, namun kini tinggal sebuah kenangan di memory otakku.
“Yak! Kau melamun, eoh?”
“Aniya, Yoon Ah-ya. Kajja kita segera masuk, aku mendapat pesan singkat dari Shin Hye kalau Lee Sonsaengnim sedang dalam suasana hati yang tidak baik.”
“Jeongmalyo? Aish, kita pasti akan mendapat ceramah pagi, Seo Hyun-ah.”
Aku hanya terkikik geli melihat ekspresi kesal di wajah Yoon Ah. Im Yoon Ah merupakan teman kuliahku di Konkuk University. Satu di antara 3 sahabat yang kumiliki hingga saat ini.
Im Yoon Ah sosok yang selalu ceria, pintar menyembunyikan masalahnya, dan terkadang suka memimpin. Park Shin Hye, dia yang paling muda di antara kami tapi pemikirannya yang paling dewasa dan selalu menjadi sandaran keluh kesah kami. Terakhir ialah Ahn So Hee, yeoja pemalu namun pintar dan selalu berhati-hati dalam melakukan segala sesuatu.
Di depan mereka bertiga aku bisa sedikit melupakan masalahku. Masalah keluarga yang sangat menyebalkan, menurutku. Selain itu, masalah dengan salah satu mantan namjachingu. Rasanya aku ingin menyerah pada hidup ini. Sungguh melelahkan dan membosankan menjalani keseharian seperti ini.
“Pulang kuliah kita ke tempat biasa kan?” Tanya So Hee.
“Tentu. Aku dan Yoon Ah sudah sangat kelaparan. Kau ikut kami kan Seo Hyun-ah?”
“Mianhae, aku sedikit lelah hari ini. Aku ingin langsung pulang ke rumah saja.” Ujarku sedikit berbohong. “Kalian bersenang-senanglah tanpaku. Bye.” Lanjutku sambil berlalu dari hadapan mereka.
Aku iri dengan mereka. Mereka tidak menghadapi masalah serumit diriku. Keluarga mereka masih lengkap. Mereka memiliki orang-orang yang tulus menyayanginya. Sedangkan keluargaku nyaris berantakan, ayah dan ibuku akan segera bercerai. Tak mempedulikan perasaanku. Aku iri dengan si kecil Yu Na yang belum mengerti permasalahan di keluarga kami. Dan dia masih mendapatkan kasih sayang dari kedua orangtuaku. Terutama ayahku.

Senin, 25 November 2013

[FanFiction] Rain Like You

Title      : Rain Like You
Cast     : Lee Donghae, Kim Min Rin
Length  : Ficlet (2044 word)
Genre   : Fluff, Romance
Rating   : G (General)
Acc Twitter   : @aimyeong

Disclaimer  : Super Junior member milik Tuhan, orangtuanya dan seluruh ELF di dunia. Cast lain milik author. Ide cerita murni dari otak author. Jika ada kemiripan jalan cerita, itu hanya kebetulan semata tanpa ada unsur plagiat dari sumber lain.

WARNING TYPOS !!!

Tanda *** berarti Flashback  ^^


Ketika langit menjatuhkan air mata
Kita dipertemukan dengan begitu indah
Sebuah senyuman awal perjumpaan
Menjadikan sebuah cerita antara kita - Donghae

~~~ Story Begin ~~~

Tempat ini masih sama, seperti dua tahun yang lalu. Bahkan cuacanya pun mengingatkanku akan pertemuan pertama kita.

***
“Hujannya deras sekali. Aish, sial sekali aku. Bahkan aku lupa tak membawa mantel maupun payung.”
Aku masih menggerutu kesal saat tiba-tiba aku merasakan sesosok manusia berdiri di sebelahku. Tunggu dulu, apa benar dia manusia. Aku tak henti memandangi makhluk di sebelahku dengan tatapan menyelidik. Saat aku lihat kakinya berpijak pada tanah tempatnya berdiri, aku mendesah lega. Merasa diperhatikan, dia menoleh ke arahku.
“Mianhamnida jika aku menganggumu, Tuan.”
“Animida. Aku hanya… hanya… lupakan saja, Nona. Maaf jika membuatmu tidak nyaman.”
Yeoja itu hanya tersenyum maklum lalu mengangguk takzim. Aku pun ikut mengangguk tanda hormat. Kami kembali terdiam, melihat rintik air hujan. Pikiranku berkecamuk, ingin rasanya memecah keheningan. Namun aku ragu, takut jika membuatnya tak nyaman dan berpikiran tidak-tidak mengenai diriku.
“Hey, ada apa denganmu Lee Donghae? Sejak kapan kau menjadi seorang yang sesinsitif ini? Siapa dia, mengapa kau begitu kuatir dia menuduhmu sebagai orang jahat?” Dialogku dalam hati.
Aku memberanikan diri untuk mengajaknya berbincang. Aku rasa akan lebih menyenangkan jika menunggu sambil mengobrol.
“Em, apakah kau sedang menunggu jemputan Nona?” tanyaku hati-hati.
“Ye? Tidak. Rumah saya di dekat sini, tapi mendadak hujan. Dan saya sedang membawa beberapa berkas penting ini.” Jelasnya sambil menunjukkan beberapa lembaran map.
“Arraseoyo. Donghae, Lee Dong Hae imnida.”
“Kim Min Rin. Kau bisa memanggilku Min Rin, Dong Hae-ssi. Bangapseumnida.”
“Ne, senang berkenalan denganmu Min Rin-ssi.”
***

Kamis, 21 November 2013

Inilah Aku


“Dasar gadis jutek, judes, ketus. Untung kamu menyadari kalau kamu seperti itu. Baru kenal saja sikapmu seperti itu, apalagi teman dekatmu. Pasti tiap hari kamu ketusin. Semoga saja kamu tidak pernah lagi balikan sama dia.”

Sebaris kalimat dari status Facebook seorang teman dua tahun yang lalu. Hanya karena masalah sepele, dia langsung menilaiku seperti itu. Awalnya aku pun terpancing dengan ucapannya. Bahkan aku balas menyindirnya.

“Kalau mendoakan seseorang itu yang baik dong. Biar dikabulin sama Allah. Kalau doa kamu jelek seperti itu, mana mungkin akan dikabulkan. Terserah kamu bilang apa. Memang sikapku seperti ini kok.”

Sebenarnya dia bukanlah teman dekatku. Lebih tepatnya dia hanyalah seseorang yang aku kenal. Baiklah, aku akan jujur. Dia, seorang gadis, mantan pertama dari seorang lelaki yang special bagiku kala itu. Saat itu aku sedang mendapatkan masalah dengan lelaki tersebut. Hubungan kami berakhir, entah bagaimana gadis itu mengetahuinya. Aku rasa lelaki itu menceritakan kepadanya.