Minggu, 23 Maret 2014

[FanFiction] Love is Moment | Part 2 - END

Title                : Love is Moment | Part 2 - END
Author             : Chiaki Minaka
Acc Twitter      : @aimyeong
Main Cast        : Kim Ryeo Wook - Kim Young Jin
Suport Cast     : Kim Jung Hoon (Prince Manager)
Genre              : Romance, Family
Rated              : General
Length             : Twoshoot
Disc                 : Seluruh cast milik Tuhan dan orangtua masing-masing. DILARANG copy paste tanpa ijin dan menyalahgunakan FF ini. Apalagi untuk kepentingan pribadi. Adanya kesamaan tokoh, alur, setting dan segala atributnya hanyalah ketidaksengajaan.Tidak suka dengan ceritanya, DON’T BASH. RCL tidak diwajibkan, lakukan sesuka kalian, author tak akan memaksa lagi ^^

WARNING TYPO’s!!!

Faha, maaf karena lama banget ngelarin pesenanmu ini... #mintaditimpuk
semoga part ini feelnya tetep ngalir dan ga kecepetan... hope u like it faa ^^

Part 1

---Happy Reading---





"Baiklah. Mulai besok kaulah yang harus mendesain kostum panggung Super Junior."
"MWO???"
“Apa pria ini sudah tidak waras?” batin Young Jin. Bagaimana bisa baru pertama kali bertemu sudah membuat permintaan konyol seperti itu.
“Ryeo Wook-ssi, Anda sedang bergurau kan?”
“Aniya. Aku sungguh-sungguh memintamu untuk menjadi desainer kami. Atau kau mau jadi penata busana kami? Kebetulan ada staff yang sedang cuti.”
Gila. Lelaki ini benar-benar tidak waras. Young Jin merebut paksa dompet yang masih digenggam Ryeo Wook. Dia bergegas lari ke lantai atas. Mengunci dirinya di kamar. Tak peduli keberadaan Ryeo Wook yang menatapnya bingung. Young Jin tak ingin mati mendadak karena kerja jantungnya mulai tak normal. Yah, setiap melihat Kim Ryeo Wook, Young Jin selalu dibuat berdebar.
“Wookie, Young Jin eoddi?”
Ryeo Wook menoleh ke sumber suara. Tangannya terangkat menunjuk ke salah satu pintu kamar.
“Ck, gadis itu benar-benar keterlaluan. Bagaimana bisa meninggalkan tamunya begitu saja.”

---ooo---


Dorm SJ, 07.00 KST

Ruang tengah dorm ini terasa mencekam. Beberapa pasang mata terlihat berang. Di tengah ruangan, Ryeo Wook duduk dengan gusar. Peluh telah membanjiri keningnya. Diliriknya takut-takut dua lelaki yang berdiri di depannya.
“Yak! Neo! Bagaimana mungkin kau membuat keputusan sepihak? Kau benar-benar…”
“Benar kata Hee Chul hyung, mengapa kau begitu ceroboh Wookie?” Yesung menengahi pertengkaran tersebut. Dia tak tega melihat adik kesayangannya dimarahi habis-habisan oleh Hee Chul.
“Em… itu… manajer hyung yang mengusulkan. Ya, dia yang menyuruhku. Lagi pula gadis itu sepupu manajer hyung. Aku yakin dia tak salah pilih.”
Merasa namanya disebut, Jung Hoon melotot ke arah Ryeo Wook. Bahkan dia baru tahu permasalahan ini tadi pagi saat tiba-tiba Young Jin menghubunginya. Young Jin menanyakan perihal tawaran Ryeo Wook tadi malam.
“Wah, Wookie. Bagaimana bisa kau berkata seperti itu? Aku tak mengetahui tawaranmu untuk Young Jin.” Lirih Jung Hoon tapi masih didengar oleh seluruh penghuni dorm.
“Sebaiknya kau menjelaskan pada kami, Wookie.” Sung Min membujuk si eternal magnae untuk mengatakan kebenarannya. Dia iba melihat Ryeo Wook terpojok. Dia tak akan bisa tenang meninggalkan mereka jika suasana sedang kacau.
“Sebenarnya… aku tertarik dengan sepupu manajer hyung.”
“MWO???”
Seketika ruangan itu nyaring oleh teriakan sembilan lelaki tampan di dalamnya. Sedangkan Ryeo Wook hanya menunduk dalam. Tak berani mengangkat kepalanya sedikitpun.
“Hyung, kau mendengarnya? Wookie menyukai sepupumu.” Teriak evil magnae. Mendengar penuturan Kyu Hyun, Jung Hoon tersedak. Dia merutuk dalam hati. Untung dia tak mati karena ulah artisnya itu. Saat Kyu Hyun berteriak tadi, Jung Hoon sedang minum. Otomatis dia kaget dan alhasil dia terbatuk merasakan dadanya sesak.
“Bocah, lihat akibat perbuatanmu. Manajer hyung tersedak.” Eun Hyuk menjitak gemas kepala Kyu Hyun. Meskipun dia kesal, Eun Hyuk sama sekali tak bisa marah pada Kyu Hyun.
Di satu sisi Dong Hae segera berlari ke dapur, menepuk pelan punggung manajernya. Disodorkannya segelas air putih untuk menetralkan batuk sang manajer. Matanya mendelik tajam melihat Kyu Hyun.
“Mianhae hyung. Aku tak sengaja,” ujar Kyu Hyun sok manis. Dia tak mau mendapat masalah lebih lanjut. Dia sadar suasana sedang tak bersahabat, bisa jadi dia kena omelan Hee Chul. Dan dia paling tidak suka jika Hee Chul sudah memulai sesi ceramah.
“Ck, ternyata hanya masalah sepele. Kalau begitu aku pergi. Sudah jam masuk tugas. Semuanya aku serahkan padamu, Hyung.”
Yesung menepuk bahu Hee Chul sambil lalu. Sebentar lagi sudah waktunya kerja, Yesung tak mungkin mangkir dari kewajiban hanya karena mengurus Ryeo Wook. Menurutnya permasalahan ini akan segera usai. Toh bukan masalah besar. Cuma ketertarikan Ryeo Wook pada seorang gadis. Yesung mengulum senyum.
“Ternyata kau sudah dewasa, Wookie,” batin Yesung setelah keluar dorm.
Setelah Yesung pergi, suasana dorm masih saja mencekam. Meskipun sudah tidak begitu kelam seperti sejam yang lalu. Ryeo Wook masih duduk di tengah ruangan seperti penjahat yang akan dijatuhi hukuman.

---ooo---


“Lantai sebelas? Oh, sudah sampai.”
Seorang gadis melangkahkan kaki jenjangnya keluar dari lift. Sedikit tergesa dia menghampiri sebuah pintu. Setelah mengecek nomor yang tertera di pintu, dia segera menekan bel. Dia memainkan ujung sepatunya sambil menunggu pintu di depannya terbuka. Tak berapa lama, seorang pria tampan menyembulkan kepalanya.
“Oppa?” pekik sang gadis riang. Sedangkan raut muka pria di hadapannya berbanding terbalik. Ada kekhawatiran di wajah tampannya.
“Eoh, Young Jin-ah. Masuklah.”
Jung Hoon menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Merasa percuma membongkar kebohongan yang dibuat oleh artisnya, sebaiknya dia mengikuti permainan yang Ryeo Wook lakukan.
“Anyeong haseyo.”
Delapan pasang mata melihat ke sumber suara. Satu di antaranya menatap dengan binar bahagia. Siapa lagi kalau bukan Kim Ryeo Wook.
“Jadwal siang ini cukup padat. Hanya Kangin dan Shin Dong yang free. Hee Chul, kau sudah tahu jadawalmu bukan? Lalu semua member SJM harus syuting video clip terbaru. Dan kau Young Jin-ah, kau ikut dengan kami. Nanti kau pelajari konsep video clip di perjalanan. Kurasa kau sudah paham apa tugasmu.”
“Nde? Oppa, kau bercanda kan?”
“Apa wajahku terlihat bercanda?” Tegas Jung Hoon penuh penekanan. Kepalanya sudah panas akibat ulah Ryeo Wook tadi pagi. Untuk sementara dia akan membiarkan semua ini berjalan sesuai kemauan Ryeo Wook. Selain itu Hee Chul juga memberi ijin. Benar kata Ryeo Wook, bagian tata rias memang membutuhkan staf tambahan.
“Arraseo.”
Melihat wajah Young Jin cemberut seperti itu, Ryeo Wook mengulum senyum. Ryeo Wook terlampau senang ide konyolnya disetujui member lain dan manajernya. Setidaknya untuk sementara dia terbebas dari hukuman.

---ooo---

At Car, 11.00 KST

Sejak tadi Young Jin terus mengubah posisi duduknya. Dia merasa tak nyaman semobil dengan beberapa lelaki tampan. Apalagi mereka artis terkenal, dan salah satu di antaranya adalah Ryeo Wook. Berdekatan dengan lelaki imut tersebut membuat Young Jin harus bekerja ekstra. Dia mati-matian mengontrol detak jantungnya. Jangan sampai dia melakukan kesalahan yang bisa membuatnya terlihat konyol di depan Ryeo Wook lagi.
“Young Jin-ssi, apa kau kepanasan? Kulihat dudukmu tak nyaman?” celetuk si magnae.
“Oh, ani. Aku hanya belum terbiasa dikelilingi artis papan atas.”
Jawaban Young Jin membuat kelima lelaki tampan itu terbahak. Ryeo Wook mencuri kesempatan untuk melirik hawa cantik di sampingnya tersebut. Sedangkan Eunhyuk dengan usil mendekati Young Jin.
“Minumlah, semoga mengurangi kegugupanmu.”
Young Jin menerima botol pemberian Eunhyuk. Dia sama sekali tak menyadari tatapan kesal yang diberikan Ryeo Wook. Young Jin terlampau gugup untuk sekedar melirik keberadaan Ryeo Wook. Karena itu dia menghindari kontak mata dengan Kim berwajah imut tersebut.
Ryeo Wook membuang muka, dia melihat kelura jendela. Tak mungkin dia marah-marah pada Eunhyuk. Rahasia besarnya berada di tangan main dancer SJ itu. Tak hanya Eunhyuk, tapi semua member SJ. Dan saat ini dia tak mau rahasia itu terbongkar.


“Yak Kim Ryeo Wook. Apa kau bercanda? Bukankah baru tadi malam kau bertemu dengan adikku? Bagaimana bisa kau langsung jatuh cinta padanya?”
Jung Hoon memberondong si etermal magnae dengan berbagai pertanyaan. Wajahnya terlihat geram. Meskipun dia mengenal siapa Ryeo Wook, dia tidak bisa dengan gampangnya menyerahkan Young Jin untuk Ryeo Wook. Baginya Young Jin adalah barang langka yang tak boleh diberikan pada sembarang orang.
“Hyung, ini bukan baru saja. Tapi sejak di pernikahanmu waktu itu.”
“MWO??? Bagaimana bisa?”
“Eoh. Aku melihat Young Jin saat di ruang ganti noona. Kau ingat? Kau menyuruhku untuk memanggil mempelai wanita, bukan?”
Jung Hoon menerawang, mencoba mengais keping-keping ingatan beberapa bulan yang lalu. Memang saat pernikahannya dulu dia menyuruh Ryeo Wook untuk memanggil calon istrinya, tapi dia tak menyangka kalau si eternal magnae ini akan bertemu Young Jin. Lagi pula selama ini Ryeo Wook tak pernah mengungkitnya.
“Lalu kenapa kau menyukainya?”
“Entahlah, Hyung. Aku juga tidak tahu?” jawab Ryeo Wook dengan polosnya.
“Yak! Bagaimana kau bisa menjawab seperti itu? Jawaban macam apa itu?” bentak Jung Hoon sedikit kesal, tidak, sangat kesal mendapat electric shock pagi ini.
“Dia cantik.”
“Banyak yeoja yang lebih cantik dari uri Young Jin.”
Ryeo Wook semakin mengkeret mendengar nada bicara Jung Hoon yang tidak bersahabat. Member yang lain pura-pura sibuk dengan ponselnya. Mereka sangat mengenal watak keras Jung Hoon. Jika kau tak ingin mati, sebaiknya tak ikut campur dalam masalah ini. Kira-kira begitulah yang dipikirkan semua member.
“Hyung, sementara kita terima saja dia.” Dong Hae menengahi perdebatan itu. Mungkin merasa tak tega karena Ryeo Wook sudah sangat terpojok.
“Benar kata Dong Hae. Sebaiknya terima saja dulu. Toh memang bagian tata rias sedang membutuhkan staff pengganti,” celetuk Hee Chul membuat semua member terdiam. Jika Hee Chul sudah berbicara, maka itu ibarat perintah yang harus dilaksanakan.
“Gomawo Hyung,” lirih Ryeo Wook mendapat ijin untuk ide gilanya.


“Wookie, kita sudah sampai. Cepat turun.”
Ryeo Wook tersentak dari lamunannya. Matanya mengerjap berulang kali. Setelah berhasil menemukan semua kesadarannya, Ryeo Wook segera menyusul teman-temannya. Menuruti perintah Jung Hoon.

---ooo---

Lokasi Press Con, China

Tak terasa sudah sebulan Young Jin bekerja menjadi staff SM. Tapi selama itu tak ada peningkatan dalam hubungan Ryeo Wook dengan Young Jin. Ryeo Wook terlampau malu dan sedikit takut pada gertakan Jung Hoon. Tidak hanya karena alasan skandal dari seorang manajer, tapi juga ancaman Jung Hoon sebagai kakak sepupu Young Jin.
“Oppa, sekarang giliranmu.”
Young Jin menghampiri Ryeo Wook dengan membawa kemeja putih dan setelan jas lengkap dengan dasi dan sepatu yang akan dipakainya. Seutas senyum menghiasi wajah cantik Young Jin. Sejenak Ryeo Wook dibuat terpana oleh pesona Young Jin. Ini bukan kali pertama dia melihat senyuman Young Jin, tapi Ryeo Wook selalu dibuat berdebar oleh senyum tulus dari Kim cantik tersebut.
“Oppa?” Karena tak ada tanggapan, Young Jin mengibaskan tangannya di depan muka Ryeo Wook. Membuat Ryeo Wook terkejut untuk kedua kalinya.
“Eoh. Arraseo.” Dengan segera Ryeo Wook menyambar baju ditangan Young Jin. Dia berlari memasuki kamar ganti untuk menukar pakaiannya.
Melihat tingkah aneh Ryeo Wook, tak ayal membuat senyum Young Jin semakin terkembang. Pria polos tersebut selalu mampu membuatnya malu sekaligus senang di saat bersamaan. Yah, seperti saat ini. Tanpa Ryeo Wook sadari, sejak tadi Young Jin tengah menahan debaran di dadanya. Bersikap professional layaknya seorang staff pada artisnya.
“Kau menyukainya?” Terdengar bisikan pelan dari samping kirinya sontak membuat Young Jin mengelus dada. Diliriknya sebal mata sendu Lee tampan tersebut.
“Oppa! Kau mengejutkanku. Aish.”
“Ck, jangan mengalihkan pembicaraan.
“Apa maksud Oppa? Aku sama sekali tidak mengerti.” Bantah Young Jin, mencoba mengelak dari pertanyaan seduktif Dong Hae.
“Wajahmu bersemu, Nona. Kau tak bisa membohongiku. Kau tahu, aku sangat peka.”
“Oppa… Aish, terserah. Aku masih ada pekerjaan.” Young Jin meninggalkan Dong Hae, lebih tepatnya menghindari si ikan nemo. Dia tak mau rahasianya terbongkar. Belum saatnya, pikir Young Jin.
“Tunggu dulu. Aku ada sebuah rahasia. Kau mau dengar?” Tanpa menunggu jawaban Young Jin, Dong Hae mendekatkan bibirnya ke telinga Young Jin. Mata Young Jin membelalak sempurna saat mendengar lontaran kalimat dari bibir Dong Hae. Tangannya menutup mulut, tak percaya dengan apa yang barusan dia dengar. Mendadak lidahnya kelu.
“Aku hanya ingin membantu. Selanjutnya, semua terserah padamu.”
Dong Hae menepuk pundak Young Jin lalu beranjak dari tempatnya berdiri. Dia melihat Ryeo Wook semakin mendekat. Senyum misterius tergambar jelas di wajah tampanya. Membuat Ryeo Wook sebal. Mata bulat Ryeo Wook melihat jelas bagaimana Dong Hae sangat dekat dengan Young Jin. Hal itu membuatnya ingin menendang Dong Hae.
Acara Press Con untuk album Swing berjalan sukses. Tak ada kendala berarti. Young Jin bernapas lega mengetahui pakaian rancangannya terlihat menawan di tubuh delapan pria tampan di depannya. Dia bersyukur jika pakaian buatannya nyaman dikenakan.
Diam-diam Young Jin meninggalkan tempat itu. Dia berencana pulang mendahului semua staff dan artis SM. Kenyataan yang didengar dari mulut Dong Hae membuatnya malu untuk bertatap muka dengan Ryeo Wook. Dia tak sanggup jika harus satu mobil dengan Kim imut tersebut.

---ooo---


“Kau melihat Young Jin?” tanya Jung Hoon pada salah satu staff tata rias.
Sebuah gelengan menjawab pertanyaannya. Raut wajah Jung Hoon semakin panik. “Di mana anak itu?”
“Kau melihat Young Jin?” sekali lagi Jung Hoon bertanya pada staff yang ditemuinya.
“Tadi kulihat Young Jin keluar melewati pintu itu.”
Jung Hoon meraih ponselnya untuk menghubungi Young Jin. Dia merasakan ada yang tak beres dengan sepupunya. Dan dia tidak bisa membayangkan jika sesuatu yang buruk menimpa Young Jin.
“Hyung, waeyo?” Dong Hae bersama member yang lain menghampiri Jung Hoon. Melihat wajah manajernya yang begitu kusut sudah menjelaskan pada mereka jika ada sesuatu yang salah.
“Aku tak bisa menemukan Young Jin,” keluh Jung Hoon. Tangannya masih sibuk menggenggam ponsel hitamnya. Sudah dua kali dia menelepon tapi tak diangkat.
“Omo, apa ini karena perkataanku?”
Sekarang semua mata mengarah pada Dong Hae. Merasa terpojok, akhirnya dia menjelaskan semua perbuatannya di backstage tadi. Ryeo Wook memucat mendengar semua pernyataan Dong Hae. Tiba-tiba kepalanya terasa dihantam batu berton-ton.
Ryeo Wook segera meninggalkan rombongan. Di dalam otaknya hanya ada satu hal. Menemukan Young Jin. Tak dihiraukannya teriakan semua member. Dia meraih ranselnya lalu melesat melewati pintu utama gedung megah ini. Topi hitam dipakainya secara asal, tak lupa sebuah kacamata dia gunakan. Setidaknya dengan begini dia bisa menyamarkan diri.
Drrttt… Drrttt…
“Eoh. Aku akan mencari Young Jin.” Kata Ryeo Wook menjawab panggilan telepon. “Entahlah hyung. Em… Mwo? Bandara? Arraseo… Ne, aku akan menunggu kalian di sana.”
Ryeo Wook sedikit bernapas lega mendengar perkataan Eunhyuk. Dari informasi tersebut dia langsung meminta supir taksi mengantarnya ke bandara.

---ooo---

Beijing Airport, 20.00

Young Jin melirik jam di pergelangan tangannya. Setengah jam lagi pesawatnya berangkat. Dia beranjak dari tempat duduknya hendak masuk ke dalam pesawat. Telinganya sudah mendengar panggilan yang ditujukan pada semua penumpang.
Di sisi lain, Ryeo Wook sudah tiba di bandara dan kebingungan mencari keberadaan Young Jin. Dia tidak mungkin berlarian seperti di film, itu sama saja masuk ke lubang buaya. Ryeo Wook sadar betul beberapa ELF telah memenuhi bandara ini. Yah, sejam lagi jadwal seluruh member Super Junior-M untuk terbang ke Korea.
Ryeo Wook melangkah santai, matanya menjelajah. Peluhnya sudah membanjiri kening. Hal tersebut tak dipedulikan Ryeo Wook. Saat ini yang sangat dia inginkan adalah menemukan Young Jin.
“Eodiga Young Jin-ah,” gumam Ryeo Wook disela-sela kesibukannya menyapu seluruh manusia di bandara ini. “Di situ rupanya.”
Ryeo Wook sedikit berlari. Dia menarik paksa tangan Young Jin untuk memasuki ruang khusus. Tempat di mana para artis menunggu keberangkatan pesawatnya. Young Jin nyaris berteriak, namun urung dilakukannya setelah mengenali sosok yang menggeretnya paksa.
“Siapa yang menyuruhmu pergi tanpa pamit?” tanya Ryeo Wook tegas.
“Aku… aku…”
“Kau tak tahu seberapa paniknya Jung Hoon hyung?”
Young Jin menghela napas. Mendapat cercaan dari Ryeo Wook membuatnya kesal. “Eoh, jadi hanya Jung Hoon oppa yang khawatir padaku?”
Kali ini giliran Ryeo Wook yang terdiam. Skak mat! Ryeo Wook bingung menjawab pertanyaan Young Jin.
“Kupikir kau kemari karena mengkhawatirkanku, jadi kau disuruh Jung Hoon oppa?”
“Itu… em… ani…”
“Kalau kau keberatan. Seharusnya tadi kau menolak saja. Kau tak perlu repot-repot kemari.”
Suara Young Jin sedikit bergetar. Dadanya naik turun meredam emosi. Young Jin tak tahu mengapa dirinya bisa sekesal ini pada Ryeo Wook. Apa salah pria imut ini? Dia sama sekali tidak melakukan kesalahan. Kecuali satu, dia salah karena telah membuat Young Jin jatuh cinta padanya. Beruntungnya, Ryeo Wook mempunyai perasaan yang sama. Paling tidak itu yang tadi dikatakan Dong Hae. Yah, alasan diterimanya dia sebagai staff SM. Akal bulus Ryeo Wook untuk mendekatinya.
Oh ayolah, jika memang itu niatnya. Seharusnya dalam sebulan ini ada kemajuan. Tapi kenyataannya, dia dan Ryeo Wook masih sama saja. Canggung. Tidak bisa berdekatan. Bahkan dengan member lain Young Jin bisa sangat akrab. Sedangkan dengan Ryeo Wook? Sangat jarang mereka terlihat dekat.
“Em… sebenarnya aku… aku kemari kare—“
“Karena kau cemas padaku?” selidik Young Jin tak tahan dengan sikap Ryeo Wook. Pertanyaan tersebut mendapat anggukan dari Ryeo Wook. Bagai disiram air saat musim panas, seketika bara emosi Young Jin reda. Sebuah senyuman terukir dari sudut bibirnya.
“Kau… bisakah berhenti membuatku cemas? Ini kali ketiga kau membuat jantungku nyaris melompat dari tempatnya.”
Young Jin terkekeh mendengar protes Ryeo Wook. Kemudian dia mengernyit bingung. Ketiga katanya? Bukan dua kali?
“Ketiga?”
“Eoh.”
“Bagaimana bisa? Seingatku ini yang kedua.”
“Ck, yang pertama saat pernikahan manajer Hyung. Saat itu kau nyaris terjatuh karena menginjak gaunmu. Em, diruang make up.”
“Heol. Kau melihatnya?” Wajah Young Jin memerah karena malu. Dia tak menyangka tingkah cerobohnya dulu dilihat oleh Ryeo Wook.
“Hem, aku melihat semuanya.” Kini Ryeo Wook terkekeh membayangkan ekspresi Young Jin saat itu.
Young Jin meretas senyum. Dia sangat bahagia mendengar perkataan Ryeo Wook. Meskipun jauh dari kata romantis, tapi dia senang hubungannya dan Ryeo Wook ada kemajuan.
“Ehm, ada pasangan baru nih.”
Ryeo Wook dan Young Jin menoleh ke sumber suara. Di sana telah berdiri delapan pria tampan. Sung Min mengulum senyum mendengar gurauan Kyu Hyun, magnae kesayangannya. Sedangkan Jung Hoon hanya bisa menatap datar pada pasangan baru di depannya.
“Eh? Kalian sudah datang rupanya.” Ryeo Wook cepat-cepat melepas genggaman tangannya dari Young Jin. Sedikit menggeser tubuhnya menjauh dari Kim cantik di sampingnya.
Henry yang melihat Ryeo Wook salah tingkah segera menghampirinya. Ditariknya tangan Ryeo Wook agar melingkari bahu Young Jin. “Nah, begini lebih bagus pemandangannya. Anggap saja kami tak ada. Cha, kau bisa melanjutkan yang tadi hyung.”
Young Jin menutup wajah dengan kedua telapak tangannya. Dia malu mendengar godaan dari semua member. Sedangkan Ryeo Wook, mukanya sudah seperti kepiting rebus. Dia memalingkan muka, tak berani melihat ke arah Young Jin. Semua member tertawa melihat tingkah malu-malu sepasang kekasih di hadapan mereka. Kali ini, Jung Hoon pun ikut tertawa.
“Sepertinya kau sudah mendapatkan kebahagiaanmu, Young Jin-ah. Semoga kalian bisa cepat menyusulku,” batin Jung Hoon.


---END---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar