Disc
: Tulisan ini author buat sengaja untuk merayakan ulang tahun si setan magnae.
Special atas permintaan adik temuanku(?) di dunia maya. Semoga kau suka ne.
Seluruh cast milik Tuhan dan orangtua masing-masing. DILARANG copy paste tanpa
ijin dan menyalahgunakan FF ini. Apalagi untuk kepentingan pribadi. Adanya
kesamaan tokoh, alur, setting dan segala atributnya hanyalah ketidaksengajaan
author. Tidak suka dengan ceritanya, DON’T BASH. RCL tidak diwajibkan, lakukan
sesuka kalian, author tak akan memaksa lagi ^^
Dari
awal kau harusnya sadar, dia bukan hanya milikmu. Tapi milik semua ELF di dunia
ini. (Park Sung Rin)
Aku
tak bermaksud menyakitimu, semua itu hanya rekayasa. Satu-satunya wanita di
hatiku hanya kamu. (Cho Kyuhyun)
--- Story Begin
---
Musim dingin yang menyelimuti kota
Seoul akan segera berakhir. Mungkin dua atau tiga minggu lagi salju-salju putih
yang menumpuk di tepi jalan telah sepenuhnya mencair. Digantikan tunas-tunas
bunga liar dan semi dedaunan di ranting pohon. Tak ada lagi rona kedinginan yang
tampak di wajah para pejalan kaki. Semua terlihat bahagia dan bersemangat. Terlebih
awal Februari tahun ini bertepatan dengan tahun baru China. Semua masyarakat
kota Seoul merayakan hari membahagiakan tersebut.
Di antara sekian banyak orang yang
tengah bahagia merayakan hari itu, ada seorang namja yang tengah murung di
dalam kamarnya. Sudah satu jam lebih dia gelisah di atas tempat tidur king size
kesayangannya. Entah apa yang namja itu pikirkan. Dia seolah sedang memikirkan
jawaban dari soal matematika. Ah tidak, dia sangat pintar di bidang itu.
Mungkin baginya, permasalahan ini jauh lebih sulit diselesaikan daripada soal
olimpiade matematika manapun.
“Kyuhyun-ah!” Teriak seseorang dari
luar kamar. Merasa namanya disebut, namja itu akhirnya bangkit dari kasurnya.
Dengan malas dia berjalan ke arah pintu. Dibukanya perlahan pintu tersebut.
Setelah pintu terbuka sepenuhnya, terlihat seorang namja bermata bulat tengah
menatap ragu padanya. Koki dari seluruh penghuni dorm ini, Kim Ryeowook.
“Wae?”
“Kau tak apa kutinggal sendiri,
Kyuhyun-ah? Atau kau ingin ikut aku ke Sukira?”
“Aniya. Kau pergilah sendiri. Aku
sedang malas Wookie.”
“Baiklah, aku sudah memasak beberapa
makanan. Kalau kau lapar ambil saja di dapur. Aku pergi.”
Namja bernama Kyuhyun tadi melambai
malas pada Ryeowook. Setelah kepergian Ryeowook. Kyuhyun kembali masuk ke
kamar. Mengambil kekasihnya lalu menuju ruang tengah dorm. Dia duduk dengan
tenang sambil memainkan kekasihnya. Tangannya dengan lincah menggerak-gerakkan
tombol yang ada pada benda layar datar berwarna putih tersebut. Jika sudah
menyentuh PSP, Kyuhyun anggota termuda dari dorm ini akan lupa dengan
segalanya.
---ooo---
Di sudut lain kota Seoul, empat orang
gadis sedang berkumpul. Raut kegembiraan terpatri jelas di wajah ketiga gadis
tersbut. Tapi ada satu yang terlihat murung. Dia sesekali melirik ponsel
hitamnya. Terkesan menunggu pesan atau telepon dari seseorang. Beberapa kali
dia mendengus kasar. Gadis berkuncir kuda yang duduk di sebelah kanan gadis
tadi menyadari ada yang tak beres.
“Gwaencaha? Kau terlihat memikirkan
sesuatu?” Tanya gadis berkuncir kuda yang ternyata kakak dari gadis murung
tadi. Kedua gadis yang duduk di seberang meja langsung menghentikan
pembicaraan.
“Nde? Aku baik-baik saja Min Rin
eonnie.”
“Kau yakin Sung Rin-ah? Wajahmu
terlihat pucat. Kau sakit?” Tanya gadis bermata sipit di hadapan Min Rin. Sung
Rin mengalihkan perhatiannya pada sahabatnya tersebut.
“Jeongmalyo. Aku baik-baik saja, Yumi.”
Sung Rin menjawab penuh penekanan. Meyakinkan ketiga yeoja di hadapannya bahwa
dia baik-baik saja.
“Sudahlah, mungkin Sung Rin belum siap
bercerita. Biarkan saja dulu, benarkan Sung Rin-ah?”
“Gomawo Hee Young eonnie. Tapi aku
tidak apa-apa. Sungguh.” Sung Rin menampilkan senyum terbaiknya. Yumi dan Hee
Young ikut tersenyum melihatnya. Namun tidak demikian dengan Min Rin, ada
sesuatu yang masih mengganjal hatinya. Dia sangat yakin adiknya sedang tidak
baik-baik saja.
Mereka berempat kembali terlibat dalam
percakapan serius. Yumi terlihat paling antusias. Di antara mereka berempat,
Yumi yang paling menyukai hal-hal semacam ini. Pesta Kejutan. Yah, dia akan
selalu bersemangat membahas surprise party. Ditambah lagi pesta kali ini untuk
orang yang paling menyebalkan menurut Yumi. Pesta ulangtahun magnae Super
Junior, Cho Kyuhyun.
Hal sebaliknya terjadi pada Sung Rin.
Meskipun dia selalu tersenyum dan menimpali gurauan Hee Young. Sebenarnya Sung
Rin tidak begitu menyukai ide dari Yumi. Diam. Hanya itu yang dapat ia lakukan.
Bagaimanapun dia bukan siapa-siapa. Dia ada disini karena Min Rin tak tega
meninggalkan Sung Rin sendirian di rumah. Sementara kedua orangtuanya sedang
mengunjungi nenek mereka di Ilsan. Yumi, kekasih dari seorang Heechul Super
Junior yang memiliki hak mutlak untuk pesta ini. Heechul sudah memberi ijin untuk
melakukan sesukanya, karena semua member Super Junior sedang sibuk dengan
kegiatan individu. Jika saja Donghae, Eunhyuk dan Siwon tidak ke Filipina. Sung
Rin dapat menjamin kakaknya pasti sudah pergi berkencan dengan si nemo pendek
dari Mokpo tersebut. Begitupun dengan Hee Young, jika saja Yesung medapatkan
ijin cuti dari wajib militer di libur Lunar Year ini. Menurut Sung Rin, Hee
Young akan melakukan hal yang sama dengan Min Rin. Berkencan dengan si kepala
besar.
“Sung Rin-ah, bagaimana menurutmu? Apakah
kau setuju dengan ide ini?”
Sung Rin tersentak. Dia menatap Yumi
bingung. Setelah menyadari situasi, Sung Rin mengangguk cepat. “Ne, kurasa ide
ini menarik.”
“Aku tak sabar ingin membongkar semua
rahasia magnae setan itu. Bagaimana dengan kalian? Hee Young? Min Rin? Bukankah
nasib kalian tak jauh berbeda denganku, selalu dikerjai tuan Cho berjerawat nan
menyebalkan itu?”
Aku terkekeh mendengar gerutuan Yumi.
Memang keusilan seorang Cho Kyuhyun sudah menjadi rahasia umum. Namun Sung Rin
sama sekali belum pernah mendengar pengakuan langsung dari korbannya. Ini
pertama kalinya dia mendengar hal itu. Untuk sejenak Sung Rin melupakan beban
pikirannya. Dia tertawa lepas menambah ayu di wajah cantiknya.
---ooo---
Bosan bermain dengan PSP kesayangannya.
Kyuhyun menyalakan salah satu laptopnya. Diketiknya beberapa tombol sebagai
sandi dari benda elektornik multifungsi tersebut. Kyuhyun tersenyum melihat
wallpaper yang terpampang. Sebuah gambar yang menampilkan seorang yeoja tengah
dipeluk dari belakang oleh seorang namja. Tak lama senyum itu terlukis di wajah
Kyuhyun. Detik berikutnya dia terlihat murung. Sinar matanya meredup, kalau
saja ada yang melihatnya saat ini. Pasti orang itu akan mengatakan mata Kyuhyun
seperti mata Lee Donghae. Sendu. Terluka.
“Mianhae telah membuatmu kecewa. Itu
bukan keinginanku. Semua hanya tuntutan pekerjaan. Mian. Jeongmal mianhae. Aku
tak bisa jika harus kehilanganmu.” Kyuhyun meracau. Dirinya berbicara pada
sosok yeoja cantik berambut curly sebahu di wallpaper laptop tadi. Seolah apa
yang dia ucapkan akan didengar secara langsung oleh yeoja tersebut. Yeoja yang
beruntung telah menempati ruang khusus di hati Kyuhyun. Pria dingin, cuek,
bermulut pedas yang digandrungi banyak wanita di luar sana. Yeoja yang kini
menyandang status sebagai kekasih Cho Kyuhyun.
“Kalian
berciuman oppa? Bukan hanya dengan satu wanita. Tapi tiga sekaligus. Kau bilang
untuk tidak marah?!”
“Chagiya,
dengarkan dulu…”
“Dengarkan
apalagi oppa? Kau bahkan tak mengatakan padaku sama sekali tentang hal itu. Aku
tahu itu memang profesimu, tapi tetap saja sakit. Apoyo. Hiks… Aku…”
“Chagiya,
semua itu hanya scenario. Sungguh. Percayalah chagi. Hanya kau yang mengisi
hatiku.”
“Cukup
oppa. Biarkan aku sendiri. Untuk sementara aku tak ingin berjumpa denganmu. Ka!
Pergilah. Kumohon.”
Kyuhyun
hendak meraih tubuh mungil tersbut dalam dekapannya. Menenangkan dan menghapus setiap bulir yang menetes dari
sudut mata almond tersebut. Tapi dia urung melakukannya. Kyuhyun sudah hafal
perangai yeoja di hadapannya ini. Jika ia tetap memaksa tinggal, hal lebih
buruk bisa saja terjadi. Kyuhyun belum siap jika harus kehilangan yeoja tersebut.
Akhirnya Kyuhyun berbalik meninggalkan tempat itu.
Kyuhyun
mengakui salah, dia tak menceritakan mengenai musical terbaru yang sedang
dilakoni. Dengan siapa Kyuhyun beradu acting belum sempat pula ia menjelaskan.
Meskipun Kyuhyun yakin gadisnya sudah mengetahui berita tersebut dari berbagai
media. Baik elektronik maupun cetak. Kyuhyun tak menyangkan jika gadisnya akan
semarah ini. Kyuhyun menjambak frustasi rambut hitamnya.
Dihempaskan tubuh gempal miliknya di
atas sofa. Tiga bantal yang berada di atas sofa sudah melayang ke berbagai
tempat. Dekat meja makan, di sebelah rak TV dan di dekat pintu kamar EunHae.
Kyuhyun memejamkan mata, mencoba menghapus kenangan buruk yang dialaminya tiga
hari yang lalu. Pelan tapi pasti nafasnya mulai teratur, Kyuhyun tertidur.
Selang satu jam sejak Kyuhyun tertidur,
seorang namja berparas cantik memasuki dorm. Namja itu mendecak kesal melihat
ulah dongsaengnya. Dipungutinya bantal-bantal tadi lalu melemparkan ke atas
tubuh Kyuhyun. Kaget karena merasa tertimpa sesuatu, Kyuhyun terduduk di atas
sofa. Terbangun dari alam mimpi. Dia mengercapkan matanya berulang kali,
mengumpulkan ceceran ruhnya yang beterbangan. Setelah kesadarannya terkumpul,
ditatapnya tajam si pelaku.
“Yak! Kenapa kau melemparkan bantal ini
ke arahku? Ck, mengganggu saja.”
“Neo!” Teriak namja cantik itu tak
kalah keras. Diacungkan jari telunjuknya ke arah Kyuhyun. “Aku ini lebih tua
darimu. Panggil ‘hyung’ padaku. Dasar karung beras.”
“Mworago? Karung beras? Kim
Heechul-ssi, neo….”
“Ne. Karung beras. Lihatlah postur
tubuhmu, tak jauh beda dengan sekarung beras bukan?” Ejek namja cantik yang
diketahui bernama Heechul. Salah satu member Super Junior yang terkenal galak
dan memiliki kepribadian empat dimensi.
“Aish, aku benar-benar menghancurkan
mood-ku. Aku sedang kesal, jangan membuatku semakin kesal.”
“Wae? Apa karena semua member tak ada
di sini untuk merayakan hari ulang tahunmu? Tenang saja, aku sudah mengundang
beberapa teman untuk datang kemari. Bersiap-siaplah.” Heechul menampilkan
senyum licik. Melihat senyuman di wajah manis Heechul, Kyuhyun bergidik ngeri.
Dia merasakan aura gelap sebentar lagi akan mendekatinya. Pasti Heechul
merencanakan sesuatu, pikirnya.
Ingin sekali dia pergi dari dorm ini,
daripada harus menjadi korban kejahilan Heechul. Sayangnya semua itu sudah
terlambat. Tidak ada jalan keluar yang aman. Pilihannya hanya dua. Keluar
dengan selamat melalui pintu utama, itupun jika Heechul lengah dan tidak
memergokinya kabur. Atau melompat dari jendela yang terletak di kamarnya. Tapi
dorm ini terletak di lantai 11. Mustahil selamat jika dia nekad keluar melalui
jendela, itu berarti dia mencoba bunuh diri.
---ooo---
Pukul 08.00 malam bel dorm Super Junior
berdering. Heechul berlari menengok intercom, melihat orang yang ditunggu sudah
datang. Dia segera membukakan pintu utama. Kyuhyun tidak terlalu acuh dengan
tamu yang datang, dia masih asik bermain starcraft di kamar. Tamu yang dimaksud
pasti member lain untuk merayakan surprise party, itu yang terlintas di benak
Kyuhyun. Dia tahu betul semua member menyayanginya. Sudah pasti mereka akan
curi-curi waktu untuk datang kemari.
“Kyunnie, kemarilah. Apa kau tak mau
menyambut tamu kita? Mereka kemari khusus untuk merayakan pesta ulangtahunmu,
Kyunnie.” Kyuhyun masih mengabaikan panggilan Heechul. Fokus perhatian Kyuhyun
sepenuhnya tercurah pada layar laptop.
“Yak, Cho Kyuhyun. Jika dalam tiga
detik kau tak juga keluar, akan aku buang semua PSP-mu. Hana… Dul…”
Mendengar ancaman Heechul, Kyuhyun
langsung mem-pause permainannya. Dia berlari keluar sebelum Heechul benar-benar
melakukan ancamannya.
“Se…”
“Hyung!” Pekik Kyuhyun yang seketika
menghentikan hitungan Heechul. Heechul menoleh, wajahnya terlihat puas telah
berhasil mengancam Kyuhyun. Kyuhyun memanyunkan bibir, kesal. Di lihatnya ke
sekeliling Heechul. Kyuhyun terkejut mendapati ada empat yeoja berdiri di
sekitar Heechul. Yeoja? Hei, bukankah ada aturan tidak boleh memasukkan yeoja
ke dorm ini?
“Hahaha, bagaimana? Kau terkejut?
Lihatlah chagi. Wajahnya sangat lucu. Surprise kita berhasil.”
Kyuhyun mendelik mendengar perkataan
yeoja sipit yang mengalungkan tangannya ke lengan Heechul. Siapa lagi kalau
bukan Yumi. Di sebelah kanan Yumi berdiri Hee Young, Kyuhyun juga sudah
mengenalnya. Sedangkan di sebelah kiri –agak belakang— Heechul, berdiri dua
yeoja. Min Rin, kekasih Donghae dan Sung Rin adiknya. Yah, Kyuhyun akui.
Kejutan yang direncanakan Yumi dan Heechul kali ini berhasil. Seolah mendapat
shock terapi, detak jantung Kyuhyun berjalan tak normal. Antara malu dan
bingung harus bersikap bagaimana. Kyuhyun menunduk sekilas, lalu masuk ke kamar
dan menutup pintunya.
Heechul menatap Yumi bingung. Sedangkan
Yumi menampilkan kebingungan yang serupa. Akhirnya Heechul memutuskan untuk
menghampiri kamar Kyuhyun.
“Kyuhyun-ah. Wae geurae? Mengapa kau
masuk kembali?”
“Yak, Kim Heechul-ssi!!! Setidaknya
beritahu aku jika tamu yang kau undang yeoja. Kau tak lihat aku hanya memakai
singlet?! Biarkan aku ganti pakaian yang lebih pantas. Jangan cerewet!!!”
Heechul menoleh ke arah Yumi dan ketiga
yeoja lainnya. Mereka tampak berpikir, satu detik… dua detik…
“HAHAHAHA…” Tawa kelima insan itu
meledak seketika. Mereka baru menyadari jika Kyuhyun hanya memakai singlet dan
celana pendek selutut. Bahkan Heechul sampai memegangi perut, terbahak
membayangkan bagaimana reaksi dogsaengnya beberapa menit yang lalu.
Selang lima menit, Kyuhyun keluar dari
kamarnya. Dia segera menuju ruang tengah dorm, di mana semua orang telah
menunggu. Kyuhyun menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Masih merasa malu dengan
kejadian tadi.
“Karena Kyuhyun sudah di sini, ayo kita
bermain. Sambil menunggu pukul 12. Otte?” Usul Yumi. Heechul langsung
mengangguk setuju, inilah saat yang paling ditunggu olehnya. Ketiga yeoja tadi
pun hanya mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Yumi.
“Memangnya kita akan bermain apa,
Yumi?”
“Tarraaa… Aku membeli benda ini
special. Kita bermain ToD –True or Dare—yang memilih true, tangannya harus
dimasukkan ke alat ini untuk mengejek kebenarannya. Seru bukan?”
Sung Rin meraih tangan kakaknya. Min
Rin menoleh, menepuk pelan pundak sang adik seolah mengatakan ‘tidak apa-apa’.
Sung Rin mencibir, dalam hati dia merutuki kebodohannya mengikuti ajakan Min
Rin. Jika saja tadi dia memaksa pulang dan tak kemari, dia tak akan sekhawatir
ini. Ada satu rahasia yang membuatnya selalu menghindari permainan konyol ini.
Reaksi Kyuhyun terhadap permainan ini
pun tak jauh berbeda. Dia melotot kaget, lalu menendang alat pendeteksi
kebohongan yang diletakkan Yumi di lantai. Semua kaget atas tindakan Kyuhyun.
Dia memang terkenal evil, tapi tidak sekalipun bersikap kasar.
“Kyunnie. Apa yang kau lakukan?” Tegur
Heechul.
“Aku tidak mau mengikuti permainan
bodoh ini.” Ujar Kyuhyun ketus tanpa melihat lawan bicaranya.
“Wae? Apa kau takut? Ah, pasti kau
menyembunyikan sesuatu. Jadi kau takut rahasiamu terbongkar. Iya kan?”
“Ani. Aku tak memiliki rahasia apa pun.
Aku hanya malas memainkan permainan anak-anak seperti ini. Cih.”
“Sudahlah. Mengaku saja jika kau tak
berani. Wah, tak kusangka evil ini memiliki ketakutan juga. Hahaha.” Heechul
masih memancing emosi Kyuhyun. Bagaimanapun Heechul harus berhasil membuat
Kyuhyun mengikuti permainan ini. Kalau tidak, dia tak akan selamat dari amukan
Yumi.
“Yak! Sudah kubilang aku tidak
berminat. Bukan takut.”
“Menyangkal adalah penegasan, Kyunnie.
Yasudah kalau kau takut. Kita bermain berlima saja.” Celetuk Hee Young, ikut
memanasi suasana.
“Siapa bilang berlima? Kau tak
menghitungku, chagi?”
“Oppa!” Pekik Hee Young senang saat
melihat kedatangan Yesung, kekasihnya. Heechul nyaris berteriak senang,
sepertinya rencana kali ini akan sukses. Dia sudah mengirim pesan pada Yesung
untuk menyempatkan pulang ke dorm. Beruntung atasan Yesung di wajib militer
mengijinkannya pulang.
Hee Young bangkit dari duduknya,
menghampiri Yesung dan menenggelamkan diri ke dalam pelukannya. Yesung membalas
pelukan Hee Young, diusapnya pelang tubuh kekasihnya tersebut.
“Aish, kalian membuatku iri. Geumanhae
Young-ah. Aku semakin merindukan ikan pendek jika terus-terusan melihatmu
seperti itu.”
Sung Rin terkekeh mendengar protes dari
Min Rin. Sedangkan Hee Young, dia menjulurkan lidahnya. Mengejek sahabatnye
tersebut. Melihat perbuatan Hee Young, Min Rin makin kesal.
“Jadi setan magnae tak berani ikut
permainan ini kalau aku tak salah dengar. Benar begitu, hyung?”
“Ne. Tepat sekali tebakanmu Yesung-ah.”
“Yak! Aku tidak bilang begitu.” Elak
Kyuhyun, dia masih tidak terima dikatakan takut. “Geurae, kajja kita main. Biar
kalian puas.”
Yesung ber-highfive dengan Heechul.
Jebakan mereka berhasil. Di samping kiri Heechul, Yumi pun menjotoskan tinjunya
ke atas. Sung Rin meringis, sesuatu yang bruruk akan terjadi pikirnya. Demi
kantong doraemon, dia membutuhkan pintu kemana saja untuk enyah dari tempat
ini.
Akhirnya mereka bertujuh bermain ToD.
Permainan menggunakan botol kosong yang diputar di tengah lingkaran manusia
tersebut. Orang yang ditunjuk oleh ujung botol mendapat giliran berbicara.
Antara menjawab dengan jujur pertanyaan atau memilih tantangan. Giliran pertama
jatuh pada Min Rin.
“True or Dare?” Ucap semuanya serempak.
Min Rin Nampak berpikir.
“True.” Ujarnya mantap. Yumi
memasangkan liar detected di telapak tangan Min Rin.
“Aku yang tanya.” Kyuhyun memasang
smirk andalannya. “Sudahkah Donghae hyung menciummu?”
Min Rin menatap Kyuhyun datar. Semua
orang yang di ruangan tampak penasaran dengan jawaban Min Rin. “Ani.”
Kedip lampu di liar detected mengarah
ke warna hijau. Tangan Min Rin pun tidak bereaksi apa-apa. Itu artinya Min Rin
menjawab dengan jujur. Kyuhyun melongo mendengar jawaban Min Rin. Yesung dan
Heechul pun terlihat kecewa dengan jawaban yang dilontarkan.
“Sudah setahun lebih namun belum pernah
melakukan ciuman? Ck, Donghae memang sangat lambat.” Mulut pedas dari Heechul
tak terkontrol. Dia bergumam pelan namun masih mampu ditangkap oleh indra
pendengaran semua orang.
“Hahaha. Maaf jika mengecewakan kalian.
Tapi itulah kenyataannya.” Karena akulah yang selalu menciumnya terlebih
dahulu, batin Min Rin.
Botol kembali diputar. Kali ini Yumi
yang mendapat giliran.
“True or Dare?” Pekik Yumi.
“True.”
“Aku yang tanya. Selama aku wamil,
apakah kau pernah jalan dengan laki-laki lain?”
“Ne.” Jawab Yumi kalem. Tangannya pun
tidak terkena setrum dari liar detected. Heechul menatap garang kekasihnya. Dia
baru akan membuka mulut saat mendengar perkataan Yumi.
“Apa salah jika aku jalan dengan Appa?
Dia juga namja kan?”
Kyuhyun tergelak mendengar penuturan
Yumi. Gadis ini benar-benar ajaib, baru beberapa detik yang lalu membangunkan
macan. Sekarang dengan kalem Yumi menjelaskan sosok namja yang telah membuat
Heechul cemburu sesaat. Hal serupa terjadi pada empat orang lainnya, sedangkan
Heechul masih mendelik tajam. Yumi yang ditatap horror olehnya, tersenyum
polos. Sama sekali tak merasa bersalah telah menggoda Heechul. Tapi dia jujur
bukan?
Permainan terus berlanjut. Yesung yang
memilih dare, langsung di suruh memakan 10 cabai. Sung Rin memilih true namun
ternyata dia berbohong langsung mendapat hadiah sentilan di dahi dari ketiga
yeoja lainnya. Heechul memilih dare, dan Kyuhyun menyuruhnya untuk berdandan
seperti Ana –tokoh anime kesayangan Heechul—hingga permainan berakhir. Sampai
akhirnya ujung botol mengarah pada Kyuhyun. Yumi berteriak keras, Heechul
melakukan random dance, Yesung dan Heechul saling berpelukan dan Min Rin
tertawa hingga memegangi perut melihat ekspresi kesal Kyuhyun. Ada yang
terlupa, bagaimana dengan Sung Rin? Dia menatap khawatir pada si magnae. Entah
apa yang Sung Rin pikirkan, ada rasa tak rela.
“True or Dare?” Ucap Yesung dan Hee
Young kompak.
Kyuhyun menatap jengah kedua pasangan
di depannya kini. “True.” Jawabnya malas.
Heechul dengan semangat memasangkan
liar detected ke tangan Kyuhyun. Semua terdiam. Menunggu siapa yang akan
mengajukan pertanyaan. Hampir lima menit suasana di ruangan itu hening. Seorang
yeoja yang memakai cardigan biru tosca mengacungkan jarinya. Semua mata
mengarah padanya.
“Bolehkah aku yang bertanya?” Min Rin
terkejut, apa adiknya sedang bercanda? Sung Rin dengan sabar menunggu ucapan
setuju dari yang lain. Tak ia pedulikan tatapan bingung dari kakaknya, saat ini
dia sangat penasaran akan satu hal dari seorang Cho Kyuhyun.
“Silahkan Sung Rin-ah. Tentu saja kau
boleh bertanya.” Jawa Heechul memberi ijin.
“Apakah Kyuhyun-ssi benar-benar kekasih
Seohyun-ssi?”
“Ani, dia hanya seorang hoobae.”
Tak ada reaksi dari alat pendeteksi
kebohongan.
“Lalu apakah Kyuhyun sudah memiliki
kekasih?” Tanya Hee Young.
“Ani.”
1 detik… 2 detik… 3 detik… Semua
mendesah kecewa. Tiba-tiba….
“Arghhh…”
“Yak! Kau berbohong Kyunnie.” Tebak
Heechul. Dia memegang pundak Kyuhyun, mencegahnya agar tidak kabur. DI sisi
lainnya, Yesung memegang tangan Kyuhyun.
“Lalu apakah saat ini kau sudah
memiliki seseorang yang special di hatimu?” Tanya Yesung penuh selidik.
“Yak hyung. Mwoya? Lepaskan aku. Kalian
kan tinggal menghukumku. Mengapa harus memenjaraku seperti ini?”
“Hukumanmu ialah harus menjawab
pertanyaan kami dengan jujur Kyuhyun-ah.” Ujar Hee Young kalem sembari
memasangkan kembali liar detected ke tangan Kyuhyun.
“MWO?!”
“Jadi, apakah kau sudah memiliki
yeojachingu tersebut Kyuhyun-ah?”
“Ini tidak adil. Tadi aturannya tidak
seperti ini. Aish, hyung. Lepaskan aku. Palli.”
“Karena ini hari specialmu Kyuhyun-ah,
jadi kau juga harus diperlakukan istimewa. Palli jawab pertanyaan Yumi.” Jelas
Heechul, dia juga sangat peasaran dengan sosok yeoja yang telah merebut hati
dongsaengnya ini.
“Ck, menyebalkan. Ani.”
“Arghhh…” Kyuhyun lagi-lagi berteriak
kesakitan. Heechul dan Yesung tersenyum miring.
“Aigo, ternyata uri magnae sudah besar.
Siapa yeoja itu Kyu? Apa kami mengenalnya?” Min Rin tak kalah antusias. Dia
ikut hanyut dalam permainan.
“Yak! Geuman. Aku tak mau lagi
melanjutkan permainan ini.”
Kyuhyun hendak pergi, namun Yesung dan
Heechul langsung menariknya untuk duduk kembali. Kyuhyun meronta, tapi tenaga
kedua namja di sampingnya terlalu kuat. Akhirnya dia menurut pasrah.
“Ne. Kalian mengenalnya.” Jawab Kyuhyun
ketus lalu membuang muka.
Lampu berkedip hijau. Yesung bersiul,
Heechul menepuk punggung Kyuhyun senang. Akhirnya evil ini takhluk juga, dia
mau mengaku. Hee Young menatap bingung pada Min Rin dan Yumi. Mereka mengenal yeoja itu? Siapa? Itulah yang
ketiga yeoja itu pikirkan.
“Kami mengenalnya? Nugu?” Serobot Yumi.
Dia semakin penasaran.
“Kenapa dia tidak datang kemari dan
merayakan ulangtahunmu?” Kali ini Hee Young tidak dapat membendung rasa
penasarannya. Min Rin dan Sung Rin diam menyimak pertanyaan sahabat mereka.
Mereka pun penasaran, tapi lebih baik menunggu jawaban dari Kyuhyun terlebih
dahulu baru bertanya.
“Dia… Marah padaku karena adegan
kissing di musikalku minggu lalu.”
“Gadis bodoh mana yang marah karena hal
sepele sepeti itu? Semua itu kan hanya tuntutan profesi.” Heechul mengoceh
panjang lebar. Mata Yumi mendelik tajam. Dia tak sependapat dengan kekasihnya.
“Tuntutan profesi, eoh? Jadi kau akan
berciuman juga dengan artis China yang menyandang gelar istrimu itu? Geurae,
oppa cium yeoja itu sepuasnya. Tapi setelah itu kita putus.”
Bola mata Heechul membelalak kaget.
“Ani, bukan begitu maksudku chagiya. Tapi seharusnya yeoja pabo itu mengerti.
Itu maksudku. Lagipula Kyuhyun melakukan itu karena scenario. Bukan sepenuhnya keinginannya. Benar begitu
kan Kyu?”
Heechul mencari pembelaan, berusaha
menenangkan Yumi. Yumi akan sangat berbahaya jika mengamuk, dia tidak suka jika
Yumi tak mengacuhkannya. Saat marah Yumi benar-benar lebih menakutkan daripada
Heechul.
“Ya,
dia sangat mengerti. Dia hanya terlalu emosi, karena dalam satu bulan aku berganti
partner 3 kali. Dan aku harus melakukan adegan itu bersama ketiga partner.”
“Ck, gadis itu keterlaluan. Yeoja bodoh
mana yang sudah membuatmu seperti ini Kyunnie.” Celetuk Yesung saat melihat
raut wajah sedih di wajah dongsaengnya.
“Ne, yeoja itu sangat pabo.” Ujar Sung
Rin setengah berteriak. Min Rin yang duduk di sebelahnya berjengit kaget atas
reaksi adiknya.
“Dan yeoja bodoh itu ada di sini.”
Ketus Kyuhyun, dia menatap sangar pada Sung Rin. Sung Rin memutuskan kontak
mata mereka, dia memalingkan wajah ke samping kanan. Matanya kembali
berserobok, kali ini dengan manic mata cokelat milik kakaknya.
Semua mata kecuali Sung Rin dan Min Rin
menatap Kyuhyun shock. Yesung dan Heechul menggaruk tengkuknya yang tak gatal,
malu. Bagaimana bisa membiacarakan orang tepat di depan orang yang dimaksud?
Yumi, Hee Young dan Min Rin melongo. Mereka menatap penuh selidik ke arah Sung
Rin. Bagaimana bisa Sung Rin mengenal Kyuhyun? Bukankah ini pertama kalinya Min
Rin mengajak Sung Rin ke dorm Super Junior?
“Sung Rin-ah, neo? Jeongmal? Kau
kekasih Kyuhyun?”
Bukannya menjawab pertanyaan Min Rin,
Sung Rin malah menundukkan kepala. Perasaannya bercampur-aduk. Bingung, marah,
malu semua menjadi satu. Sung Rin pabo,
mengapa kau tak bisa mengontrol emosimu. Sekarang Kyuhyun membongkar semua
rahasia mereka.
“Ne, nuna benar. Adikmu, Sung Rin. Dia
yeojachingu-ku.” Ucap Kyuhyun datar, sedatar ekspresi wajahnya saat ini.
Kyuhyun sama sekali tak mengalihkan pandangan. Fokus matanya masih setia
mengarah pada Sung Rin.
‘Mati aku, setelah sampai rumah Min Rin
eonnie pasti akan menginterogasiku. Dasar setan buntal sialan. Awas saja kau,
jika aku tak selamat dari Min Rin eonnie. Aku tak akan memaafkanmu.’ Rutuk Sung
Rin dalam hati. Dia terlampau kesal pada Kyuhyun. Matanya menatap tajam pada
Kyuhyun. Amarahnya sudah tek terbendung lagi.
“Nuna, bisakah kau membujuknya untuk
memaafkan aku?” Rajuk Kyuhyun. Dia masih menatap Sung Rin, kali ini tatapannya
melembut.
“Sung Rin-ah, benarkah itu?” Min Rin
masih mencoba menguak informasi dari adiknya. Dua pasang kekasih –Yesung dan
Hee Young, Heechul dan Yumi—mereka memilih diam. Tidak mau terlibat dalam
perdebatan di hadapan mereka.
“Nuna, menurutmu apa yang harus aku
lakukan agar adik kesayanganmu itu memaafkanku? Apa aku harus melakukannya seperti
cara Donghae hyung?”
“Kyuhyun-ssi.” Desis Sung Rin pelan.
Dia ingin menghentikan ocehan Kyuhyun. Dadanya mulai sesak.
“Atau aku harus mencoba cara kasar
seperti Heechul hyung?”
Heechul menoleh ke kanan kiri. “Na?”
Ucapnya tanpa suara. Sung Rin semakin geram karena Kyuhyun masih melanjutkan
perkataannya.
“Menurutmu aku harus melakukan yang
mana, Min Rin nuna?”
“CHO KYUHYUN, sekali lagi kau bicara.
Kita putus!!!”
Kyuhyun terbelalak lebar. Mulutnya
terbuka hendak mengeluarkan suara, namun urung dilakukan. Dia membuka lagi
mulutnya, lalu dikatupkan lagi. Berulang hingga beberapa kali.
“Chagi, lihatlah. Baru kali ini aku
melihat Kyuhyun tak berdaya.” Bisik Heechul pada Yumi.
“Kau benar oppa, lihatlah. Dia
benar-benar tak berkutik.” Jawab Yumi dengan berbisik pula. Dia masih shock
saat melihat Sung Rin berteriak. Selama ini dia mengenal Sung Rin sebagai sosok
yang ramah. Sung Rin sangat pandai menyembunyikan perasaannya.
“Young-ah, aku tak menyangka adik Min
Rin lebih menakutkan dari setan magnae ini.” Lirih Yesung pada kekasihnya.
“Ne oppa. Aku juga baru melihatnya,
pantas saja Kyuhyun mati kutu.” Balas Hee Young berbisik tepat di samping
Yesung.
‘Ikan jelek, kau harus menjelaskan
semuanya padaku. Aku yakin evil ini menceritakan semuanya padamu.’ Umpat Min
Rin dalam hati.
Sung Rin menyalakan lilin di atas kue
tart yang tadi mereka bawa. “Kajja kita merayakan ulangtahunmu, sudah jam 12
lewat.”
“Eoh? Ah… Ne…” Ucap yang lain serentak.
Aura mencekam masih mengelilingi Sung Rin. Lebih baik menuruti keinginan Sung
Rin daripada salah sasaran kena damprat amarahya.
---END---
#HappyKyuhyunDay
#HappyEvilMagnaeDay
#HappyCaptainChoDay
#HappyBestMagnaeEverDay
#SelamatHariMenetasnyaTelurUngu
#HappyEvilMagnaeDay
#HappyCaptainChoDay
#HappyBestMagnaeEverDay
#SelamatHariMenetasnyaTelurUngu
Mian bang evil karena baru sempat ngepost sekarang, baru sempet pindah lapak..
Saengil chukkae.. terlambat sehari tak masalah bukan, toh sudah banyak yang mengucapkan padamu :)
Sehat selalu dan teruslah bersinar agar para ELF tak kehilangan bintangnya,
Meskipun kau semakin tua, jangan biarkan cahyamu meredup ne ^^
Saengil chukkae.. terlambat sehari tak masalah bukan, toh sudah banyak yang mengucapkan padamu :)
Sehat selalu dan teruslah bersinar agar para ELF tak kehilangan bintangnya,
Meskipun kau semakin tua, jangan biarkan cahyamu meredup ne ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar