Title :
Ssstt… This is Secret
Author :
Yukihae
Main Cast : Hongbin (VIXX) – Yoon Se Mi (OC)
Length :
Oneshoot
Genre :
Romance, Fluff
Rated :
G
Disc
: Hongbin dan member
VIXX yang muncul di FanFict ini milik Tuhan, orangtuanya dan Starlight di penjuru
dunia. Original cast dalam cerita seutuhnya milik author. Ide cerita murni dari
otak author. Jika ada kemiripan jalan cerita, itu hanya kebetulan semata tanpa
ada unsur plagiat dari sumber lain. Don’t copast! Don’t bash! Don’t don yang
lain pokoknya!!! Kalo gak suka, gak usah baca. So simple.
WARNING Typos dan
kawan-kawannya!!! Alur yang ketebak maupun feel yang datar, sedatar muka Jung
Taek Won #abaikanbagianini ^^
~~~Story
Begin~~~
Menunggu. Satu kata
yang selalu membuatku kesal. Hal yang paling aku benci dan tidak aku sukai. Sebagai
mahasiswa semester akhir, waktu sangatlah penting. Tidak. Seharusnya bagi semua
orang waktu sangatlah penting bukan?
“Silahkan menunya.”
Sebuah senyum paksa
terukir di bibir tipisku. Kuanggukan kepala pada pelayan laki-laki yang berdiri
di hadapanku ini. Dia membalas senyumku tulus. Sama sekali tidak tersinggung
dengan sikap tidak sopanku. Kemudian dia melangkah pergi, kembali ke belakang
meja yang hanya boleh dimasuki staff.
Penampilannya rapi, mungkin
dia mahasiswa yang bekerja part time. Tak heran, karena di Seoul memang banyak
mahasiswa yang mengambil kerja paruh waktu. Begitupun denganku. Lumayan untuk
menambah uang makan.
“Sudah ingin memesan?”
sapa laki-laki tadi dengan ramah. Membuyarkan lamunan liarku. Aku tersenyum
kikuk, lalu segera mencermati menu yang tersedia.
“Satu choco coffee,” jawabku berusaha
terdengar ramah.
Pelayan bernama Hongbin—begitu
yang tertulis di nametag—mengangguk hormat. Sebuah senyuman masih menghiasi
wajahnya yang tampan. Tunggu dulu, mengapa aku jadi memujinya?
Hampir lima belas
menit, Min Ah tak juga datang. Aku mulai bosan. Kukeluarkan gadget putih kesayanganku. Ternyata ada
sinyal wifi tertutup. Tak ada salahnya memanfaatkan fasilitas, toh wifi ini
disediakan untuk semua pelanggan.
Kepalaku menengok ke
kanan kiri, mencari pelayan yang bisa ditanyai password untuk mengakses wifi di sini. Mataku berserobok dengan
manik mata hitam milik Hongbin. Untuk ketiga kalinya dia kembali menghampiriku.
“Ada lagi yang bisa saya
bantu?”
“Em, password untuk login wifi?”
“Saya tampan.”
“Eh? Ah, iya saya tahu
itu. Anda memang tampan. Tapi saya bertanya password
untuk bisa mengakses wifi.”
Hongbin tergelak
mendengar perkataanku. Aku mengernyit bingung melihatnya tertawa. Memangnya apa
yang lucu?
“Anda salah sangka,
Nona. S-A-Y-A-T-A-M-P-A-N. Saya tampan. Itulah passwordnya.”
Sudut bibir Hongbin
bergetar, dia berusaha menahan agar tidak kembali tertawa. Aku tersenyum kikuk,
malu atas sikap konyol yang baru saja aku lakukan. Kualihkan pandanganku keluar
jendela. Menatap rintik hujan yang turun beberapa menit tadi. Menyembunyikan
semburat merah di tulang pipiku.
“Ehm.” Sebuah dehaman
memaksaku untuk menoleh.
“Terima kasih atas
pujiannya. Ini choco coffee pesanan
Anda. Selamat menikmati.” Ujarnya basa-basi. Lalu melangkah pergi, meninggalkanku
yang masih shock atas ucapannya
barusan.
---ooo---
Seminggu telah berlalu
sejak peristiwa memalukan di Meiji Café. Aku kembali menginjakkan kaki di
tempat ini. Aku mendesah lega saat memasuki Café. Di sudut Café terlihat Min Ah
sedang sibuk berkutat dengan ponsel putihnya. Dengan senyum terkembang aku
menghampiri sahabatku tersebut.
“Sudah lama nunggu?”
“Hem, baru setengah
jam.”
“Ei, jangan berbohong.
Ini baru jam 4, sesuai waktu janjian kita. Berarti aku tidak terlambat,” ujarku
santai lalu mengeluarkan laptop tanpa memedulikan tatapan membunuh dari Min Ah.
Kutengok ke kanan kiri,
mencari pelayan hendak memesan. Sialnya manik mataku justru bertemu dengan iris
mata Hongbin. Lelaki tampan sekaligus menyebalkan.
“Ada yang bisa saya
bantu, Nona?”
“Yah, satu hot chocholate original.”
“Baiklah, silakan
tunggu sebentar.”
Aku menatap punggung
tegap milik Hongbin. Badannya sangat atletis. Sungguh mempesona. Membuat
imajinasi otakku menjadi liar. Aku menggeleng cepat, menghapus pikiran kotor
yang berkelebat di kepalaku.
Sambil menunggu
pesananku datang, aku dan Min Ah membahas tugas kuliah. Tugas yang merusak hari
special ini. Karena tugas sialan tersebut harus dikumpulkan besok. Selayaknya
anak muda lainnya, aku ingin di hari valentine seperti ini bisa merayakan moment special dengan teman-temanku.
Entah sekedar kumpul bersama, ataupun menghabiskan waktu untuk berbelanja. Hal
yang umum dilakukan setiap gadis.
“Se Mi-ya,
kau mendengarku?”
“Eh? Kau bilang apa
barusan?”
“Ck, kau melamun? Aku
ada janji dengan Leo. Tak apa aku tinggal duluan. Kau tinggal mengedit sedikit makalah
kita. Bisa kan?”
“Baiklah. Selamat
bersenang-senang. Salam untuk Leo.”
Kupaksa bibirku untuk
membentuk sebuah senyuman. Ada rasa iri melihat sahabatku tersebut berkencan.
“Ah, seandainya aku
mempunyai pacar,” keluhku lirih. Takut ada orang lain yang mendengarnya.
“Ehm.” Sebuah dehaman
membuatku mendongakkan kepala. Sial, jarak sedekat ini membuatku semakin
mengagumi ketampanan Hongbin.
“Ini pesanan Anda.”
Hongbin membungkuk
hormat. Saat hendak pergi, refleks tanganku memegang pergelangan tangannya. “Sorry. Bisa aku mengetahui password
wifi…”
“Tentu saja. Tunggu
sebentar. Biar saya tuliskan di kertas, password minggu ini cukup panjang.”
Aku mengangguk, lalu
kubiarkan Hongbin kembali ke ruang staff.
Selang lima menit, dia sudah berdiri di hadapanku. Wajahnya dihiaskan sebuah
senyuman. Senyuman misterius yang membuatku mengernyit bingung.
“Ini passwordnya Nona.”
Kuterima secarik kertas
berwarna merah muda dari tangan Hongbin. Kualihkan fokus perhatianku pada
kertas tersebut.
+6285673845900
Ini nomor ponselku,
jika ingin meminta password. Hubungi aku.
Hongbin
“Daripada hanya
mengagumi dalam diam. Bukankah lebih baik kita berkenalan secara langsung? Min
Ah, dia sahabatku. Dan aku sudah mendengar tentangmu darinya. Kau mengagumiku,
heum?”
BLUSH… Wajahku memerah
seketika. Well, sepertinya valentine day tahun ini akan lebih
berkesan.
“Ssstt… ini rahasia
kita. Senang berkenalan denganmu, Se Mi-ssi.”
--fin--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar